kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.267.000   -15.000   -0,66%
  • USD/IDR 16.638   8,00   0,05%
  • IDX 8.166   73,60   0,91%
  • KOMPAS100 1.140   14,92   1,33%
  • LQ45 837   14,10   1,71%
  • ISSI 284   1,36   0,48%
  • IDX30 440   7,08   1,63%
  • IDXHIDIV20 508   9,69   1,94%
  • IDX80 129   2,21   1,75%
  • IDXV30 138   1,87   1,37%
  • IDXQ30 140   1,63   1,17%

Simak Rekomendasi Saham yang Patut Dicermati Saat IHSG Volatile


Kamis, 30 Oktober 2025 / 05:00 WIB
Simak Rekomendasi Saham yang Patut Dicermati Saat IHSG Volatile
ILUSTRASI. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih menunjukkan tren volatilitas tinggi. Analis menargetkan IHSG berada di level 8.120 di akhir tahun 2025. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/28/10/2025


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih menunjukkan tren volatilitas tinggi.

Pada perdagangan Rabu (29/10/2025), IHSG ditutup menguat 0,91% ke level 8.166. Namun, tiga hari belakangan IHSG tercatat turun.

Pada tanggal 24 Oktober, IHSG turun 0,03% ke 8.271. Pada tanggal 27 Oktober, IHSG turun 1,87% ke 8.117. Lalu, pada tanggal 28 Oktober 2025, IHSG turun 0,30% ke 8.092.

Dalam sebulan, IHSG tercatat masih naik 1,52%. Sedangkan, sejak awal tahun, IHSG naik 15,34% year to date (YTD).

Managing Director Research & Digital Production Samuel Sekuritas Indonesia Harry Su melihat, koreksi IHSG dalam tiga hari terakhir masih berpotensi berlanjut dalam jangka pendek.

Baca Juga: IHSG Menguat 0,91% ke 8.166 pada Rabu (29/10/2025), MDKA, ADRO, EXCL Top Gainers LQ45

”Pelemahan likuiditas global dan ekspektasi perlambatan ekonomi AS membuat investor cenderung berhati-hati terhadap aset berisiko, termasuk pasar emerging seperti Indonesia,” katanya kepada Kontan, Rabu (29/10/2025).

Satu isu baru yang mulai diperhatikan pasar adalah rencana perubahan metodologi perhitungan free float oleh MSCI untuk pasar Indonesia. Kabarnya, metodologinya akan disesuaikan agar lebih ketat dan transparan terhadap porsi kepemilikan publik efektif.

Bila revisi ini benar diterapkan efektif pada Mei 2026, banyak emiten besar, terutama yang memiliki struktur kepemilikan terkonsentrasi pada grup atau keluarga, berisiko mengalami penurunan rasio free float. Pada akhirnya, ini bisa menurunkan bobot Indonesia di indeks MSCI. 

“Kondisi ini memicu kekhawatiran akan adanya potensi outflow pasif dari dana indeks global yang mengikuti MSCI, karena mereka harus menyesuaikan kembali portofolionya sesuai bobot baru,” ungkapnya.

Sepanjang pekan ini, sentimen perdagangan global dan risiko eskalasi dagang, khususnya antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Baca Juga: IHSG Berpotensi Lanjut Menguat, Cermati Saham Rekomendasi Analis, Kamis (30/10)

Pekan ini muncul perkembangan penting bahwa AS dan China telah menyepakati kerangka deal untuk menghindari tarif 100% yang sempat diancam oleh Trump. 

“Sementara itu, AS juga memulai investigasi terhadap kepatuhan China atas deal ‘Phase One’,” tuturnya.

Setelah rebalancing MSCI efektif pada November nanti, biasanya pasar akan balik fokus ke fundamental emiten, yaitu kinerja kuartal IV 2025, arah rupiah, dan ekspektasi penurunan suku bunga global lebih lanjut menjelang akhir tahun. 

“Kami menargetkan IHSG berada di angka 8.120 di akhir tahun 2025,” ungkapnya.

Di tengah sentimen ini, Harry pun menargetkan beli untuk sejumlah emiten berkapitalisasi pasar besar. Yaitu, BBCA, TLKM, ICBP, dan AMRT dengan target harga masing-masing Rp 9.600 per saham, Rp 3.900 per saham, Rp 12.800 per saham, dan Rp 3.000 per saham.

Selanjutnya: Wall St Rabu (29/10): Dow Tergelincir, Powell Tahan Sinyal Pemangkasan Bunga Desember

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×