Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rata-rata kinerja reksadana pasar uang masih memimpin diantara kinerja reksadana jenis lain yang catatkan penurunan.
Mengutip data Infovesta Utama, reksadana pasar uang mencetak keuntungan rata-rata 1,90% sepanjang Juni lalu, sebagaimana tercermin dari kenaikan indeks Infovesta Money Market Fund.
Salah satu reksadana pasar uang yang menarik karena memberikan imbal hasil diatas rata-rata kinerja reksadana pasar uang adalah Reksadana Syariah Victoria Pasar Uang Syariah milik Victoria Manajemen Investasi (VMI).
Berdasarkan fund fact sheet per akhir Juni 2018 kinerja reksadana ini enam bulan lalu catatkan kinerja 2,89%.
Putu Wahyu Suryawan, Fund Manager Victoria Manajemen Investasi membeberkan strategi pengelolaan reksadana ini menaruh sebesar 100% porsi investasi pada deposito.
"Kami belum melakukan alokasi pada obligasi syariah mengingat basis dari investor kami lebih banyak perbankan yang mempunyai orientasi pada likuiditas," kata Putu, Rabu (6/6).
Deposito yang Putu pilih adalah deposito syariah berjangka waktu satu bulan. Tenor deposito yang dipilih juga dapat diperpanjang untuk menjaga likuiditas.
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menilai kinerja reksadana ini termasuk baik dan menarik karena bisa diatas rata-rata.
Menurut Wawan kinerja reksadana ini bisa cukup tinggi karena terkadang deposito syariah menawarkan return yang lebih tinggi dari deposito konvensional.
"Syariah belum begitu berkembang, jadi supaya menarik minat investor, bank syariah sering memberi rate deposito yang lebih tinggi dari bank konvensional," kata Wawan, Rabu (6/6).
Per akhir Mei 2018 dana kelolaan reksadana ini mencapai Rp 322 miliar. Investor yang berinvestasi pada reksadana ini mayoritas berasal dari investor institusi. Putu berencana ke depan reksadana ini akan menyasar investor ritel. Hingga akhir tahun VMI menargetkan dana kelolaan reksadana ini bisa capai Rp 500 miliar.
Wawan meniliai jumlah dana kelolaan ini cukup besar untuk reksadana pasar uang. Wawan merekomendasikan beli reksadana ini karena bisa memberi return diatas rata-rata dan memiliki dana kelolaan yang cukup besar.
Dalam menjual reksadana ini, VMI bekerjasama dengan beberapa agen penjual reksadana untuk menarih pangsa pasar ritel.
Wawan memproyeksikan kinerja reksadana pasar uang menarik dan bisa meningkat pada semester II 2018 setelah BI menaikkan suku bunga dua kali menjadi 4,75%.
"Reksadana pasar uang masih menarik apalagi BI naikkan suku bunga yang juga akan direspon kenaikan bunga deposito syariah," kata Wawan.
Melihat kinerja reksadana ini sudah bisa memberikan return sekitar 2,2%, Wawan memperkirakan reksadana ini bisa memberikan return lebih dari 5% diakhir tahun.
Senada, Putu menargetkan return reksadana ini bisa mencapai 5,4% hingga 6% sampai akhir tahun.
Dalam waktu dekat, VMI berencana merilis reksadana terproteksi. Putu mengatakan tahun ini VMI akan lebih fokus menyasar pangsa investor ritel.
"Kami hanya mengakomodir kebutuhan nasabah, sehingga memberikan keuntungan dari segi tax saving pada reksadana terproteksi, mengingat pajak kupon dari obligasi apabila disimpan melalui reksa dana hanya dikenakan sebesar 5%," kata Putu.
Hingga Mei 2018 total dana kelolaan VMI mencapai Rp 2,5 triliun. Putu menargetkan dana kelolaan VMI di akhir tahun bisa mencapai Rp 4,5 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News