Reporter: Dimas Andi | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Samator Indo Gas Tbk (AGII), emiten produsen gas industri, mencatatkan kinerja keuangan yang kurang optimal pada enam bulan pertama tahun 2025.
Mengutip laporan keuangan perusahaan, AGII membukukan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan sebesar Rp 1,42 triliun pada akhir semester I-2025. Hasil ini meningkat 2,16% year on year (yoy) dibandingkan realisasi pendapatan perusahaan pada semester I-2024 yakni Rp 1,39 triliun.
Sebagian besar pendapatan AGII pada semester I-2025 berasal dari penjualan produk gas sebesar Rp 1,56 triliun. AGII juga memperoleh pendapatan dari segmen jasa dan peralatan sebesar Rp 120 miliar. Selain itu, AGII mencatatkan eliminasi sebesar Rp 261,97 miliar.
Baca Juga: Cermati Rekomendasi Teknikal Mirae Sekuritas Saham MBMA, WIFI & IPCC Selasa (12/8)
Hingga akhir semester I-2025, AGII meraup laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 22,61 miliar atau berkurang 65,66% yoy dibandingkan Rp 65,84 miliar yang diraih perusahaan pada semester I-2024.
Analis Korean Investment & Sekuritas Indonesia (KISI) Muhammad Wafi menilai, penurunan kinerja bottom line AGII cukup dipengaruhi oleh kenaikan beban finansial hingga harga bahan baku energi dan biaya distribusi.
"Ada juga kenaikan depresiasi dari ekspansi kapasitas yang dilakukan AGII pada tahun-tahun sebelumnya," ujar dia, Selasa (12/8).
Bila ditelusuri dari laporan keuangan, beban keuangan AGII meningkat 5,96% yoy menjadi Rp 164,44 miliar pada semester I-2025. Salah satu pemicunya adalah kenaikan utang bank sebesar 36,75% yoy menjadi Rp 116,69 miliar pada akhir Juni 2025.
AGII juga membukukan kenaikan biaya distribusi sebesar 16,44% yoy menjadi Rp 106,79 miliar, sehingga berdampak pada membengkaknya beban penjualan perusahaan sebesar 15,53% yoy menjadi Rp 286,22 miliar pada semester I-2025,
Wafi memperkirakan, peluang AGII untuk meningkatkan kembali kinerjanya pada semester II-2025 cukup terbuka. Hal ini didorong oleh potensi peningkatan permintaan gas dari industri manufaktur, medis, dan makanan-minuman (mamin). Tantangan utama bagi kelangsungan usaha AGII masih berasal dari volatilitas harga energi, persaingan harga jual gas, hingga ancaman perlambatan dari industri manufaktur.
Saham AGII direkomendasikan Wafi trading buy dengan target harga Rp 1.100 per saham. Pada perdagangan intraday Selasa (12/8), saham AGII berada di level Rp 905 per saham atau turun 0,55% dibandingkan hari sebelumnya. Sejak awal tahun, saham emiten ini sudah terperosok 35,36% year to date (ytd).
"Pelemahan harga saham ini sejalan dengan kondisi fundamental AGII, ditambah ada kekhawatiran investor terhadap lambatnya pemulihan performa ke depan," kata Wafi.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menyarankan investor untuk speculative buy saham AGII dengan support di level Rp 880 per saham dan resistance di level Rp 920 per saham serta target harga di kisaran Rp 950--990 per saham.
Baca Juga: Intip Rekomendasi Teknikal Saham INTP, SMGR, INKP dan TKIM Hari Ini (12/8)
Selanjutnya: Bukan Sekedar Tren, Ini Manfaat Padel Untuk Jangka Panjang
Menarik Dibaca: Bukan Sekedar Tren, Ini Manfaat Padel Untuk Jangka Panjang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News