Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto
Prospek masih cerah
Kendati demikian, Soni optimistis, reksadana syariah berbasis saham bakal cemerlang tahun ini. Sebab, kebijakan makro AS bakal mengerek harga komoditas. "Selain itu, capital inflow ke Asia terutama Indonesia akan mengejar ketinggalan. Soalnya, pasar saham AS diyakini sudah terlalu mahal," terang dia.
Serupa, Wawan pun memperkirakan, reksadana syariah jenis saham akan mencetak imbal hasil 10% hingga akhir tahun. Katalis positif datang dari fundamental dalam negeri yang kokoh. Mulai tren suku bunga dan inflasi yang rendah, cadangan devisa yang cukup, hingga neraca perdagangan yang membaik. "Untuk investor jangka panjang, sebenarnya sekarang saat yang tepat buat masuk ke reksadana berbasis saham," katanya.
Sedang return reksadana syariah jenis pendapatan tetap, Wawan memprediksikan, di kisaran 9%, campuran 8%-9%, pasar uang 4%5%.
Beben menduga, reksadana saham syariah masih tetap perkasa, dengan return sekitar 12,85%. Disusul jenis campuran 11,17% dan pendapatan tetap 6,97%. "Konsep high risk high return akan membuat kinerja reksadana saham syariah lebih tinggi dibanding jenis lainnya," proyeksinya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News