kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Rebound 8%, ini dua faktor utama pendorong kenaikan harga minyak dunia


Rabu, 11 Maret 2020 / 04:36 WIB
Rebound 8%, ini dua faktor utama pendorong kenaikan harga minyak dunia
ILUSTRASI. Kapal tanker minyak. ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid/wsj.


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Menurut CEO Saudi Aramco Amin Nasser, Arab Saudi meningkatkan ketegangan dengan rencana untuk memasok 12,3 juta barel per hari (bph) pada bulan April, jauh di atas tingkat produksi saat ini sebesar 9,7 juta barel per hari.

"Harga minyak telah berhasil mempertahankan beberapa kenaikan meskipun ada pengumuman dari Arab Saudi untuk membuka pintu air pada bulan April," kata Tonhaugen dari Rystad, mencatat "Arab Saudi tidak menggertak dan pasar akan merasakannya bulan depan."

Baca Juga: Harga minyak WTI naik 3% pagi ini setelah terjun bebas pada perdagangan kemarin

Menurut perhitungan Reuters, dengan anjloknya harga minyak lebih dari sepertiga nilainya minggu ini, anggota OPEC bakal mengalami pendarahan lebih dari US$ 500 juta per hari akibat potensi pendapatan yang hilang.

Menteri perminyakan Rusia Alexander Novak mengatakan dia tidak mengesampingkan langkah-langkah bersama dengan OPEC untuk menstabilkan pasar, menambahkan bahwa pertemuan OPEC + berikutnya direncanakan untuk Mei-Juni.

Namun menteri energi Arab Saudi mengatakan kepada Reuters bahwa dia tidak melihat perlunya mengadakan pertemuan OPEC + pada Mei-Juni jika tidak ada kesepakatan mengenai langkah-langkah untuk menangani dampak virus corona pada permintaan dan harga minyak.

Baca Juga: Anjlok 25%, ramalan untuk pasar minyak lebih mengerikan ketimbang 2014

"Saya gagal melihat kebijaksanaan untuk mengadakan pertemuan pada Mei-Juni yang hanya akan menunjukkan kegagalan kita dalam memperhatikan apa yang seharusnya kita lakukan dalam krisis seperti ini dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan," kata Pangeran Abdulaziz bin Salman.

"Perang harga dan pandemi bukanlah hal baru bagi pasar komoditas, tetapi keduanya terjadi secara bersamaan adalah sesuatu yang belum kita saksikan dalam karier kita," kata analis RBC dalam sebuah catatan.

Baca Juga: Wall Street tumbang lebih dari 7%, kekhawatiran resesi membayangi pasar keuangan

Sentimen di pasar China juga terangkat setelah Presiden China Xi Jinping melakukan kunjungan pertamanya ke Wuhan sejak wabah virus corona memaksa penguncian kota 11 juta orang yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ini menjadi sebuah tanda bahwa upaya untuk mengendalikan virus bekerja dengan sangat baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×