kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Anjlok 25%, ramalan untuk pasar minyak lebih mengerikan ketimbang 2014


Selasa, 10 Maret 2020 / 06:34 WIB
Anjlok 25%, ramalan untuk pasar minyak lebih mengerikan ketimbang 2014
ILUSTRASI. Kapal tanker minyak di perairan Singapura. REUTERS/Edgar Su


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak mentah mengalami penurunan harian terbesar sejak Perang Teluk 1991 pada Senin (9/3/2020). Anjloknya harga minyak terjadi ketika produsen utama Arab Saudi dan Rusia memulai perang harga yang mengancam akan membanjiri pasar minyak global dengan pasokan.

Melansir Reuters, kemerosotan harga minyak mencapai hampir 25% akibat kepanikan. Dampaknya besar. Indeks saham utama Wall Street anjlok. Apalagi sebelumnya, bursa AS juga terkena sentimen negatif penyebaran cepat virus corona. Faktor-faktor tersebut semakin memicu kekhawatiran akan terjadinya resesi global.

Arab Saudi dan Rusia sama-sama mengatakan mereka akan meningkatkan produksi pada akhir pekan setelah pakta tiga tahun antara mereka dan produsen minyak utama lainnya untuk membatasi pasokan minyak berakhir pada hari Jumat.

Baca Juga: Wall Street tumbang lebih dari 7%, kekhawatiran resesi membayangi pasar keuangan

Moskow telah menolak untuk mendukung Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dalam melakukan pengurangan minyak yang lebih dalam untuk mengatasi penurunan permintaan secara substansial yang disebabkan oleh dampak virus corona pada perjalanan dan kegiatan ekonomi.

Data Reuters menunjukkan, harga minyak mentah berjangka Brent turun US$ 10,91 atau 24,1%, menjadi US$ 34,36 per barel. Harga minyak Brent mengalami penurunan sebanyak 31% pada hari sebelumnya menjadi US$ 31,02. Ini merupakan level terendah sejak 12 Februari 2016.

Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) anjlok US$ 10,15 atau 24,6%, menjadi US$ 31,13 per barel. Harga minyak WTI sebelumnya turun 33% menjadi US$ 27,34, yang juga merupakan level terendah sejak 12 Februari 2016.

Baca Juga: Badai sempurna: Market cap bursa AS menguap US$ 5 triliun tersapu corona dan minyak

Transaksi Senin kemarin menandai penurunan persentase harian terbesar untuk kedua harga minyak yang menjadi tolok ukur dunia sejak 17 Januari 1991, ketika harga minyak turun sepertiga pada permulaan Perang Teluk AS.

Volume perdagangan bulan depan untuk kedua kontrak mencapai rekor tertinggi.

Imbasnya, harga saham energi juga turun tajam. Produsen minyak serpih (shale) mulai memangkas pengeluaran untuk mengantisipasi pendapatan yang lebih rendah. 

Baca Juga: AS: Aktor negara yang memanipulasi pasar minyak global

Saham Exxon kehilangan lebih dari 12%, persentase kerugian satu hari terbesar sejak 15 Oktober 2008, saat puncak krisis keuangan terjadi. Adapun saham Chevron turun lebih dari 15%, kerugian terbesar sejak kejatuhan pasar "Black Monday" Oktober 1987.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×