kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Proyeksi Belanja Iklan di Bulan Ramadan dan Rekomendasi Emiten Media: SCMA dan MNCN


Selasa, 05 Maret 2024 / 20:50 WIB
Proyeksi Belanja Iklan di Bulan Ramadan dan Rekomendasi Emiten Media: SCMA dan MNCN
ILUSTRASI. Pejalan kaki melintas di depan kantor SCTV, Jakarta. Belanja iklan pada bulan ramadan diprediksi tidak akan bisa mengerek kinerja emiten media.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten media diprediksi belum bisa terkerek meskipun belanja iklan saat bulan Ramadan meningkat.

Kinerja emiten media belakangan ini tak lagi seksi lantaran mulai muncul alternatif lain untuk memasang iklan. Akibatnya, pendapatan mereka dari belanja iklan pun berkurang.

“Sejauh ini beberapa emiten mengalami penurunan pendapatan iklan. Hal ini disebabkan oleh adanya penurunan audience share, sehingga terjadi perubahan era yang membuat persaingan di sektor ini cukup ketat,” ujar Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus kepada Kontan, Selasa (5/3).

Misalnya saja, saat Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 lalu. Banyak pihak yang memprediksi emiten media akan kena dampak positif dari momentum itu.

Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham Emiten Media yang Diprediksi Masih Berat di Tahun 2024

Secara historis, pemilu selalu memberikan angin segar bagi emiten media. Namun, kampanye politik saat ini lebih menarik dilakukan lewat media sosial. Akibatnya, permintaan iklan politik di siaran televisi atau radio pun berkurang.

Apalagi, kampanye pemilu lewat media sosial harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan memasang iklan di media televisi. Hal ini membuat dampak Pemilu 2024 ke kinerja emiten media tak lagi signifikan.

Namun, bukan berarti iklan kampanye di televisi ditinggalkan. Sebab, tak dapat dipungkiri bahwa kampanye via iklan di televisi jangkauannya lebih luas.

“Di sisi lain, layanan over-the-top (OTT) dan video on demand makin populer lantaran harganya yang kian terjangkau. Alhasil, banyak user yang berpindah menggunakan OTT,” ungkapnya.

Baca Juga: Menyimak Informasi Terbaru Wacana Merger BMTR dan MNCN

Nico melihat, emiten media seharusnya melakukan mitigasi dengan menyiapkan produk yang mampu mendisrupsi pasar dan memaksimalkan penggunaan internet agar dapat mendorong peningkatan user baru, khususnya di daerah yang jauh dari ibu kota.

Di bulan Ramadan, biasanya belanja iklan juga akan mengalami kenaikan seiring dengan terjaganya daya beli dan konsumsi masyarakat saat ini.

“Namun, belanja iklan juga akan lebih selektif dalam memilih medianya, apakah itu melalui media sosial atau iklan konvensional seperti yang sebelumnya dilakukan. Sebab, ini terkait biaya iklannya,” tuturnya.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×