kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.212   -15,00   -0,09%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Prospek SUN dan obligasi korporasi menarik, porsi asing akan naik tahun ini


Kamis, 16 Januari 2020 / 18:42 WIB
Prospek SUN dan obligasi korporasi menarik, porsi asing akan naik tahun ini
ILUSTRASI. Porsi investor asing di pasar surat utang 2020 diprediksi bertambah menjadi 40%.


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Berakhirnya pemilu 2019 diharapkan mampu mendorong pertumbuhan konsumsi di 2020, diikuti belanja modal perusahaan yang meningkat. Apalagi, pemerintah berencana menelurkan omnibus law yang diharapkan menjadi pendorong kinerja sektor manufaktur tahun ini.

Menariknya pasar surat utang Indonesia diyakini mampu menarik minat investor asing untuk masuk. "Kemungkinan mereka pilih yang free risk, seperti SUN karena likuiditasnya juga lebih baik dibandingkan obligasi korporasi," ungkapnya.

Untuk itu, dia memperkirakan porsi investor asing di pasar surat utang 2020 bakal bertambah menjadi 40%. Apalagi potensi asing untuk melirik jenis surat utang lain seperti obligasi korporasi juga masih terbuka, mengingat imbal hasil yang ditawarkan untuk obligasi dengan rating AAA masih sangat bagus. "Porsi asing masuk ke obligasi korporasi tahun ini, masih bisa tumbuh di kisaran 8% hingga 9%," jelasnya. 

Baca Juga: Emiten gencar menerbitkan obligasi global

Hingga akhir Desember 2019, Pefindo hanya mencatat satu perusahaan yang mendapat peringkat CCC atau junk bond. Perusahaan tersebut yakni PT Sumberdaya Sewatama dengan nilai utang obligasi Rp 562,2 miliar dan sukuk ijarah Rp 193,5 miliar yang bakal jatuh tempo di 2024.

"Ada potensi ratingnya kembali diturunkan lagi, kalau sampai perusahaan gagal bayar. Mengingat, likuiditas perusahaan cukup terbatas dan revenue-nya turun sejak putus kontrak dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN)," kata Assistant Vice President Corporate Ratings Division Pefindo Niken Indriarsih, Kamis (16/1).

Baca Juga: Perdamaian AS-China makin dekat, investasi saham dan obligasi akan lebih menarik

Selain itu, Niken mengklaim belum ada surat utang perusahaan yang terindikasi bakal menyandang peringkat junk bond di 2020. Ini karena, kondisi ekonomi tahun ini diharapkan bakal stabil dan peringkat surat utang bisa meningkat atau lebih baik. Meskipun begitu, dia mengakui bahwa sentimen geopolitik dan perang dagang masih patut jadi perhatian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×