kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Prospek Kinerja Emiten Perbankan Digital di 2023 Disebut Masih Sulit


Senin, 08 Mei 2023 / 05:50 WIB
Prospek Kinerja Emiten Perbankan Digital di 2023 Disebut Masih Sulit
ILUSTRASI. Penggunaan aplikasi perbankan digital.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Yudho Winarto

Emiten bank yang juga mengalami penurun kinerja adalah PT Bank Raya Indonesia Tbk (ARGO), tercatat Bank Raya membukukan perolehan laba bersih sebesar Rp 4,37 miliar di kuartal pertama 2023, turun anjlok 90,8% dari sebelumnya Rp 47,71 miliar di 2022. Turunnya laba AGRO terjadi di tengah terpuruknya pemberian kredit dan peningkatan beban.

Berbeda dengan empat bank digital di atas, PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) justru berhasil meningkatkan kinerjanya di kuartal pertama 2023 membukukan perolehan laba bersih yang meningkat.

Bank Allo mencatatkan pertumbuhan laba bersih 21%(YoY) menjadi Rp90,49 miliar dari sebelumnya sebesar Rp75 miliar di 2022. Salah satu penopang laba Bank Allo tumbuh yakni berasal dari kontribusi pendapatan bunga yang melesat 204%(YoY) menjadi Rp313,63 miliar pada kuartal pertama 2023 dari sebelumnya Rp103,3 miliar di 2022.

Melihat laporan kinerja emiten-emiten bank digital tersebut, Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, bank digital masih membutuhkan waktu untuk berproses.

"Mengingat momentum Bank Digital sudah lewat beberapa tahun lalu di tengah ancaman akan tingginya inflasi dan kenaikkan tingkat suku bunga. Secara jangka menengah hingga panjang, kami masih menaruh hati untuk prospek bank digital," kata Nico kepada Kontan.co.id, Minggu (7/5).

Namun untuk jangka pendek, Nico mengaku valuasi perusahaan dan bisnis plan yang akan dilakukan oleh Bank Digital tersebut perlu diperhatikan, mengingat untuk membentuk ekosistem bank digital, tidak semudah membentuk ekosistem e-commerce.

Baca Juga: Transaksi via Muamalat DIN Capai 2,4 Triliun Selama Momen Ramadan dan Lebaran

Menurut Nico yang menjadi satu point yang penting untuk menambah eksistensi dan user engagement terhadap applikasi bank digital adalah inovasi yang harus terus dilakukan, sala satunya dengan menambah daftar ekosistem dengan aplikasi lain yang akan memberikan nilai tambah.

Sementara itu terkait dengan realiasai kinerja laba, bagi bank-bank yang mengalami peningkatan harus terus diapresiasi begitu juga dengan bank yang memperkecil tingkat kerugiannya.

Nico juga menanggapi terkait dengan adanya perubahan direksi di beberapa bank tersebut, dia bilang "Tentu harus dipandang sebagai salah satu yang positif. Berarti ada penyegaran yang dilakukan guna menopang visi dan misi perusahaan di masa yang akan datang".

Sementara itu Tjandra Gunawan, yang saat ini masih menjabat Direktur Utama Bank Neo Commerce mengatakan perseroan melihat prospek pertumbuhan bank digital akan terus tumbuh ke depannya karena masyarakat sudah mulai terbiasa dengan layanan digital.

"Pandemi kemarin mempercepat akselerasi penggunaan layanan digital di berbagai kehidupan masyarakat, termasuk di dalamnya pada layanan perbankan digital," katanya kepada Kontan.

 



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×