Reporter: Nadya Zahira | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mendapatkan pendanaan dari Japan International Cooperation Agency (JICA) sebesar US$ 155 juta atau setara dengan Rp 2,40 triliun dengan kurs Rp 15.513 per dolar AS. Dana tersebut diberikan untuk mengembangkan potensi energi baru dan terbarukan (EBT), panas bumi di Indonesia.
Direktur Utama PGEO Julfi Hadi mengatakan bahwa pengembangan potensi panas bumi tersebut melalui ground breaking proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai Unit 2 di Kabupaten Muara Enim, Sumatra Selatan pada Selasa (19/12) lalu.
“Jadi pembangunan tersebut nantinya, akan menambah kapasitas panas bumi di Area Lumut Balai sebesar 55 Megawatt (MW) sehingga total panas bumi di wilayah itu menjadi 110 MW,” ujar Julfi melalui keterangan resmi, Rabu (20/12).
Baca Juga: Kembangkan Panas Bumi, Pertamina Geothermal Energy Bangun PLTP Lumut Balai Unit 2
Adapun dalam pengembangan proyek Lumut Balai Unit 2 tersebut, PGEO bekerja sama dengan tiga perusahaan dari Jepang, China, dan Indonesia yakni, Mitsubishi Corporation, SEPCO III Electric Power Construction Co Ltd (SEPCO III), dan PT Wijaya Karya Tbk.
Lebih lanjut, Julfi menuturkan bahwa proyek Lumut Balai Unit 2 merupakan bentuk langkah konkrit PGEO untuk menjadi 1 Gigawatt (GW) company.
Selain itu, menurut dia, proyek ini termasuk dalam Proyek Strategis Nasional berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 dan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 40 Tahun 2014.
Baca Juga: Pertamina Geothermal (PGEO) Optimis Capai Pertumbuhan Berkelanjutan
Dia mengatakan, dengan dilaksanakannya groundbreaking, maka Pertamina Geothermal Energy akan mengakselerasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai Unit 2 ke tahap selanjutnya. Adapun proyek tersebut, ditargetkan akan beroperasi pada akhir 2024.
“Maka setelah dilakukannya groundbreaking, kami akan akselerasi ke tahap desain engineering, pengeboran pondasi Fluid Collection and Reinjection System (FCRS), hingga persiapan jalur transmisi,” kata dia.
Sebagai informasi, PLTP Lumut Balai Unit 2 memiliki potensi pengurangan emisi hingga 581.784 tCO2eq/tahun. Dengan begitu, hal ini menjadi langkah PGEO dalam mendukung pemerintah untuk mencapai target bauran energi nasional sebesar 23% pada 2025, dan net zero emission atau emisi nol bersih pada 2060.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News