Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Noverius Laoli
Melansir prospektus perusahaan, seluruh dana yang diperoleh dari hasil penjualan saham yang ditawarkan melalui IPO ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja dalam rangka memperkuat struktur permodalan.
Sekitar 80% akan dipergunakan untuk biaya marketing untuk mendukung strategi usaha, distribusi produk, dan brand awareness perseroan.
Kemudian, sekitar 20% akan dipergunakan untuk pengembangan aplikasi yang mencakup data center, web hosting, dan system security. Dan pengembangan sumber daya manusia di mana di dalamnya terdapat biaya perekrutan karyawan baru untuk information technology, teknis, dan operasional.
Baca Juga: Pilah-pilih Saham Emiten Ritel di Tahun 2025, Mana Jagoannya?
Hendra Wardana mencermati, sebagai perusahaan asuransi berbasis digital, Asuransi Digital Bersama memiliki potensi yang sedikit lebih menarik jika dibandingkan dengan emiten asuransi konvensional lainnya. Apalagi, jika Asuransi Digital Bersama mampu memanfaatkan tekonologi untuk meningkatkan efisiensi operasional dan penetrasi pasar.
Namun, tanpa inovasi yang signifikan atau strategi pertumbuhan yang agresif, Asuransi Digital bersama berisiko menghadapi tantangan serupa seperti emiten asuransi lainnya, yaitu likuiditas rendah dan kurangnya minat investor.
Untuk menjadi menarik, Asuransi Digital Bersama harus mampu menunjukkan diferensiasi yang jelas di pasar dan memberikan nilai tambah yang meyakinkan bagi investor.
Baca Juga: Sritex Pailit, Ini Penjelasan BEI Terhadap Nasib Investor Saham SRIL?
Ke depannya, Hendra memproyeksikan saham-saham asuransi bisa lebih menarik jika sektor ini mampu beradaptasi dengan tren digitalisasi dan menunjukkan potensi pertumbuhan yang lebih baik.
Namun, bagi investor yang fokus pada saham likuid dan bertumbuh tinggi, sektor ini mungkin masih akan dipandang sebagai opsi sekunder.
Sampai saat ini, terdapat empat belas saham asuransi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu PT Panin Financial Tbk (PNLF), PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU), PT Paninvest Tbk (PNIN), PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk (AMAG), PT Asuransi Jasa Tania Tbk (ASJT), PT. Asuransi Bintang Tbk (ASBI).
Baca Juga: Mirae Asset:Pasar Saham Hingga Tengah Tahun Kurang Baik, Lapkeu Emiten Juni Dinanti
Kemudian, PT Lippo General Insurance Tbk (LPGI), PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk (ABDA), PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk (AHAP), PT Asuransi Ramayana Tbk (ASRM), PT Asuransi Dayin Mitra Tbk (ASDM), PT Malacca Trust Wuwungan Insurance Tbk (MTWI), PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi Tbk (JMAS), dan PT Asuransi Maximus Graha Persada Tbk (ASMI).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News