kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45887,73   13,33   1.52%
  • EMAS1.365.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penurunan Saham Emiten Big Cap Tekan Sektor Industrial, Simak Rekomendasi Analis


Rabu, 12 Juni 2024 / 20:51 WIB
Penurunan Saham Emiten Big Cap Tekan Sektor Industrial, Simak Rekomendasi Analis
ILUSTRASI. Pialang memantau pergerakan perdagangan saham di Jakarta, Senin (3/6/2024). Penurunan Saham Emiten Big Cap Tekan Sektor Industrial, Simak Rekomendasi Analis.


Reporter: Muhammad Musa | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Saham emiten sektor industrial masih dibayangi awan mendung sejak awal tahun 2024. Emiten sektor industrial ini memimpin pelemahan bursa saham sebesar 2,45% ke level 909,018 pada perdagangan Selasa (11/6).

Saham emiten PT Astra International Tbk (ASII) pada perdagangan lalu Selasa tercatat turun sebesar 2,66%. Secara kinerja kuartal I-2024, laba ASII turun drastis 15,81% menjadi Rp 7,46 triliun secara tahunan (yoy) dari sebelumnya yang mencapai Rp 11,59 triliun.

Penurunan laba ASII ini disebabkan adanya penurunan pendapatan sebesar 2,13% YoY sepanjang 3 bulan pertama 2024.

Sama halnya, PT United Tractors Tbk (UNTR) membukukan penurunan laba bersih 5% YoY menjadi Rp 4,5 triliun pada kuartal I-2024. Hal ini bersamaan dengan adanya penurunan pendapatan sebesar 7% menjadi Rp 32,4 triliun.

Baca Juga: JP Morgan Prediksi Harga Saham Blue Chip Ini Akan Kembali Ke Level 5.000

Direktur PT Astra Otoparts Tbk (AUTO), Sophie Handili menyampaikan, adanya penurunan penjualan kuartal I-2024 pada Gakindo memengaruhi bisnis manufaktur Astra Otoparts. Kendati demikian, ia melihat, terdapat kenaikan pada bisnis trading Astra Otoparts seiring pertumbuhan ekspor yang terus didorong.

“Dengan demikian kami harap kinerja kami tahun ini tetap dapat mencapai hasil yang baik,” kata Sophie kepada Kontan, Rabu (12/6).

 

Selain tengah memonitor pada penjualan wholesale kendaraan dan bisnis trading, AUTO juga tengah melakukan diversifikasi bisnis seperti medical devices maupun komponen Electric Vehicle (EV).

Untuk mendongkrak kinerja penjualan, dalam bisnis manufaktur selain diversifikasi perusahaan melakukan operational excellence sehingga proses produksi lebih efektif dan efisien. Dari segi trading, perusahaan hendak menambah jumlah store, baik untuk Astra Otoservice maupun Shop & Drive.

“Kami juga terus mencari peluang melalui negara tujuan ekspor yang baru dan terus meningkatkan ekspor kami,” terangnya.

Baca Juga: BREN dan GOTO Terbanyak, Cermati Saham-Saham yang Banyak Dijual Asing, Senin (10/6)

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta Utama mencermati pelemahan yang terjadi pada saham UNTR dan ASII yang dinilai mendominasi di dalam sektor industrial.

Dari UNTR, dirinya melihat, terdapat penurunan kinerja dalam penjualan Komatsu sepanjang tahun 2024.

Sedangkan untuk ASII dipengaruhi sentimen masuknya mobil listrik dari China, pajak kendaraan, dan penurunan kinerja penjualan kendaraan, serta adanya faktor suku bunga yang tinggi oleh bank sentral.

“ASII sedang mengalami downtren, UNTR masih agak mendingan dimana secara major menunjukkan sideways,” kata Nafan kepada Kontan, Rabu (12/6).

Sementara analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menilai, secara teknikal pergerakan IDX Industrials masih berada di fase downtrend dan masih didominasi oleh volume penjualan.

Ia memperkirakan, IDX Industrials masih rawan melanjutkan downtrend-nya untuk menguji area 886.

Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer menyampaikan, sejak bulan Maret kinerja sektor industri menurun akibat pelemahan kinerja harga saham tertentu yang memiliki porsi besar pada indeks ini, dalam hal ini penurunan saham ASII sejak awal tahun 2024.

Baca Juga: Asing Net Sell Jumbo Rp 1,17 Triliun, Deretan Saham Big Cap Ini Banyak Dijual

Selain itu, sentimen besar seperti pelemahan nilai tukar rupiah juga turut menyumbang penurunan tersebut. “Sentimen negatif ini tidak hanya berdampak di sektor industri tetapi di hampir semua sektor di Bursa Efek Indonesia (BEI),” kata Miftahul kepada Kontan, Rabu (12/6).

Dirinya juga melihat bahwa kinerja fundamental dan pergerakan harga saham-saham di sektor industrial cukup beragam di awal tahun.

Menurutnya, sektor ini merupakan salah satu sektor dengan segmen bisnis yang cukup beragam. Hal tersebut membuat prospek dari tiap emiten berbeda-beda. “Tapi secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi serta perbaikan nilai tukar rupiah kami kira masih menjadi concern di industri ini,” imbuhnya.

Miftahul merekomendasikan untuk “trading buy” terhadap saham ASII dengan target harga Rp 4.580.

Baca Juga: Saham Astra International (ASII) Jatuh ke Level Terendah, Begini Rekomendasi Sahamnya

Secara teknikal, Herditya mencermati untuk “wait and see” terhadap saham ASII dan UNTR dengan rentang support resistance masing-masing di level Rp 4.290 – Rp 4.450 dan Rp 21.775 – 22.400. Selain itu, dirinya juga cenderung untuk “speculative buy” pada saham MARK dengan target harga Rp 965 – Rp 1.020.

Nafan sendiri merekomendasikan untuk akumlulasi saham ASII dan UNTR dengan target harga masing-masing di angka Rp 4.900 dan Rp 27.000.

Selanjutnya: Strategi Investasi untuk Saham Blue Chip yang Ambrol Saat IHSG Anjlok ke 6.850

Menarik Dibaca: Cara Download iOS 18 Beta di iPhone, Simak dan Ikuti Langkah-langkahnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×