kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.943.000   -7.000   -0,36%
  • USD/IDR 16.316   -58,00   -0,35%
  • IDX 7.541   37,02   0,49%
  • KOMPAS100 1.065   8,89   0,84%
  • LQ45 798   8,79   1,11%
  • ISSI 256   1,99   0,78%
  • IDX30 412   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 471   1,47   0,31%
  • IDX80 120   1,20   1,01%
  • IDXV30 123   0,67   0,55%
  • IDXQ30 132   0,32   0,24%

Cek Prospek dan Rekomendasi Saham JPFA Usai Laba Merosot


Kamis, 07 Agustus 2025 / 11:11 WIB
Cek Prospek dan Rekomendasi Saham JPFA Usai Laba Merosot
ILUSTRASI. Fasilitas produksi PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA). Japfa Comfeed Indonesia (JPFA) melaporkan kinerja yang lesu pada sepanjang semester I-2025, cek rekomendasi sahamnya berikut ini.


Reporter: Rashif Usman | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten unggas PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) melaporkan kinerja yang lesu pada sepanjang semester I-2025. 

Melansir laporan keuangannya, JPFA meraup laba bersih Rp 1,23 triliun pada enam bulan pertama tahun 2025. Raihan itu merosot 16,42% year on year (yoy) dari periode sama tahun lalu sejumlah Rp 1,47 triliun. 

Dengan begitu, total laba per saham dasar JPFA tercatat Rp 106, turun dari Rp 127.

Dari segi top line, penjualan bersih JPFA juga menyusut 0,6% yoy menjadi Rp 27,48 triliun pada semester I-2025, dari Rp 27,64 triliun di periode yang sama sebelumnya.

Baca Juga: BEI Suspensi Saham Sanurhasta Mitra (MINA) Mulai Kamis (7/8)

Research Analyst Henan Sekuritas Tristan Elfan Zulvanian mengatakan pendapatan JPFA pada semester I-2025 mengalami penurunan disebabkan oleh penurunan segmen Commercial Farm sebesar 6,8% YoY dari Rp 11,6 triliun menjadi Rp 10,8 triliun, sebagai akibat dari penurunan rata-rata bulanan harga live bird sebesar 9,6% YoY dari Rp 19.365/kg menjadi Rp 17.531/kg. 

Namun, penurunan ini mengalami offset oleh peningkatan pendapatan pada segmen Poultry and Consumer Products sebesar 19,5% YoY dari Rp 4,1 triliun menjadi Rp 4,9 triliun.

Selain itu, JPFA mencatat peningkatan signifikan pada biaya Iklan dan Promosi sebesar 59,2% YoY dari Rp 205 miliar menjadi Rp 326,5 miliar, sementara pendapatan lain mengalami penurunan sebesar 22% dari Rp 112,3 miliar menjadi Rp 87,6 miliar. Hal ini menyebabkan margin EBIT turun dari 9,4% menjadi 7,8% YoY, serta margin laba bersih turun dari 5,7% menjadi 5,0%.

Prospek Kinerja JPFA

Tristan mengungkapkan prospek kinerja JPFA pada semester II-2025 masih menghadapi tantangan, terutama akibat kondisi oversupply ayam hidup yang masih berlangsung, sehingga menekan harga jual dan membebani kinerja segmen Commercial Farm. 

"Tekanan ini juga ditekan oleh lemahnya daya beli konsumen, yang turut membatasi permintaan di pasar ritel," kata Tristan kepada Kontan, Rabu (6/8) lalu.

Tidak hanya itu, fluktuasi harga bahan baku seperti jagung pipitan kering yang naik 12,2% YoY dari Rp 4,351 menjadi Rp 4,883 juga menjadi faktor risiko yang perlu dicermati. 

Fundamental JPFA pada semester I-2025 lalu mencerminkan tantangan dari sisi permintaan dan tekanan margin akibat menurunnya daya beli konsumen serta fluktuasi harga jual ayam hidup. 

Meskipun demikian, strategi diversifikasi pendapatan melalui penguatan segmen produk olahan dan konsumen mulai menunjukkan hasil yang positif. 

Margin laba yang menurun dari 5,7% menjadi 5,0% menjadi perhatian, namun masih mencerminkan profitabilitas yang relatif stabil di tengah kondisi pasar yang melemah. 

"Dengan penyesuaian strategi bisnis yang terus dilakukan, saham JPFA tetap memiliki potensi pemulihan dalam jangka menengah," jelas Tristan.

Berdasarkan analisis teknikal, Tristan merekomendasikan beli untuk saham JPFA pada level Rp 1.600–Rp 1.625, dengan target harga di level Rp 1.740–Rp 1.750 dan stop loss pada level Rp 1.555–Rp 1.560.

Baca Juga: Cermati Rekomendasi Teknikal Mirae Sekuritas Saham PANI, PGEO & TOBA, Kamis (7/8)

Selanjutnya: Pamapersada Buka Lowongan Kerja Terbaru 2025 untuk Freshgraduate, Cek Syaratnya Ini

Menarik Dibaca: Kenali Ciri-ciri Kucing Rabies Sebelum Terlambat,Simak Penjelasannya Berikut Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×