kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.916.000   20.000   1,05%
  • USD/IDR 16.849   -29,00   -0,17%
  • IDX 6.436   -5,95   -0,09%
  • KOMPAS100 921   -1,93   -0,21%
  • LQ45 718   -5,10   -0,71%
  • ISSI 203   0,95   0,47%
  • IDX30 375   -2,88   -0,76%
  • IDXHIDIV20 455   -3,75   -0,82%
  • IDX80 104   -0,51   -0,49%
  • IDXV30 111   -0,85   -0,76%
  • IDXQ30 123   -0,75   -0,61%

Penjualan Perhiasan Meredup, Toko Emas Justru Catat Kenaikan Transaksi Buyback


Selasa, 15 April 2025 / 06:45 WIB
Penjualan Perhiasan Meredup, Toko Emas Justru Catat Kenaikan Transaksi Buyback
ILUSTRASI. Kemilau harga emas memancing masyarakat untuk melakukan profit taking. Transaksi emas kini didominasi logam mulia yang kian laris, sementara pembelian perhiasan emas kini lebih banyak dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tertentu seperti cincin kawin dan anting bayi.


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kemilau harga emas memancing masyarakat untuk melakukan profit taking. Transaksi emas kini didominasi logam mulia yang kian laris, sementara pembelian perhiasan emas kini lebih banyak dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tertentu seperti cincin kawin dan anting bayi.

Hal itu disampaikan Nadia, pekerja Toko Emas Ratu Berlian di Cikini Gold Center, Jakarta Pusat. Kepada Kontan, ia menceritakan pergeseran tren transaksi di toko tempatnya bekerja selama tujuh tahun.

“Untuk perhiasan, penurunan penjualannya lumayan terasa dibanding tahun lalu karena harga juga mulai berbeda. Kalau kita lihat, harga logam mulia juga terus naik. Biasanya orang sekarang lebih cari logam mulia atau wedding ring, itu pun karena memang kebutuhan pernikahan,” jelas Nadia, Sabtu (12/4).

Lebih lanjut, Nadia menjelaskan pergeseran ini akibat masyarakat cenderung membeli emas untuk tabungan. Atas dasar itu, jelas emas perhiasan bukan pilihan. Pasalnya, jika emas perhiasan dijual kembali, harganya pasti dipotong berbagai ongkos yang akhirnya membuat keuntungan tak maksimal.

Baca Juga: Masyarakat Makin Melek Investasi, Antam Kerek Target Penjualan Emas Logam Mulia

Dus, Nadia bilang peningkatan justru terjadi pada transaksi buyback alias menjual kembali. “Kasarannya mungkin 150%,” katanya.

Hal senada disampaikan Daniel, pekerja Toko Anugerah Berlian. Dia bilang, buyback di tokonya meningkat hingga 60% dibanding tahun lalu. Di sisi lain, penjualan, khusus untuk perhiasan, justru menurun hingga 40%.

Daniel juga bilang bahwa penjualan perhiasan emas kini cenderung terbatas, paling-paling untuk cincin kawin dan anting bayi. Padahal, biasanya penjualan emas perhiasan ramai pada 10 hari jelang lebaran untuk kebutuhan fashion. Namun kini momentum-momentum seperti hari raya tak lagi jadi patokan. Prediksinya, itu karena ekonomi masyarakat juga sedang lesu.

Masyarakat justru beralih ke logam mulia. Daniel pun menyebut, penjualan logam mulia di tokonya lebih masif ketimbang perhiasan.

Baca Juga: Emas Logam Mulia Makin Digemari, Penjualan Emas Perhiasan Turun

Di tokonya, Daniel menyediakan logam mulia emas dalam berbagai ukuran. Kepingan kecil dari 0,01–0,05 gram yang biasanya dijadikan souvenir, kepingan besar dari 0,5–10 gram, sampai batangan ukuran puluhan hingga seratus gram.

Harganya dibanderol berbeda dari harga Antam, dengan selisih Rp 20.000–Rp 30.000. Menariknya, selisih ini juga berlaku untuk buyback. Dengan begitu, buyback di tokonya jadi lebih menguntungkan.

Sementara untuk buyback perhiasan, Daniel bilang harganya tergantung sejumlah faktor. Misalnya kadar emas dan model. Untuk kadar emas 70%, buyback dibuka di kisaran level Rp 940.000. Sementara untuk kadar emas 75%, ada di kisaran Rp 1.050.000. Dus, jika model perhiasan masih bisa dipajang kembali, harganya bisa lebih tinggi.

“Kalau (tidak bisa untuk dipajang), paling kita lebur. Kita olah lagi,” katanya.

Harga emas kini memang menunjukkan tren peningkatan yang kuat. Itu terlihat dari tingginya harga emas dunia. Melansir Trading Economics, pada perdangan Senin (14/4), harga emas spot sempat menyentuh level tertinggi di US$ 3.245,76 per ons. Sejalan, logam mulia emas Antam pun melejit di level Rp 1.896.000 per gram.

Hal ini dipicu oleh ketidakpastian ekonomi di level domestik hingga global. Di skala global, perang dagang yang terjadi akibat kebijakan tarif Trump masih menjadi sentimen utama, di samping kondisi geopolitik yang juga kian memanas. Di sisi domestik, rupiah masih fluktuatif dan tak pasti arah pergerakannya.

“Orang lebih banyak simpan uang dulu, takutnya ada keperluan mendesak,” kata Daniel

Selanjutnya: Simak Rekomendasi Teknikal Saham SSIA, PTRO dan LPPF untuk Perdagangan Selasa (15/4)

Menarik Dibaca: Samsung A35 Ponsel dengan Fitur Terbaik di Kelasnya, Cek Sebelum Membeli

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×