kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Penghimpunan Dana di Pasar Modal Tembus Rp 57,68 Triliun di Tengah Volatilitas


Jumat, 11 April 2025 / 19:01 WIB
Penghimpunan Dana di Pasar Modal Tembus Rp 57,68 Triliun di Tengah Volatilitas
ILUSTRASI. Penghimpunan dana di pasar modal terus menunjukkan pertumbuhan meskipun jumlah penawaran umum perdana saham (IPO) masih terbatas.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penghimpunan dana di pasar modal terus menunjukkan pertumbuhan meskipun jumlah penawaran umum perdana saham (IPO) masih terbatas.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total dana yang dihimpun di pasar modal hingga 27 Maret 2025 mencapai Rp 57,68 triliun. 

Angka tersebut berasal dari aksi korporasi 38 emiten. Sebagai perbandingan, pada periode yang sama tahun sebelumnya, jumlah dana yang dihimpun mencapai Rp 48,04 triliun dari jumlah emiten yang sama.

Baca Juga: Penghimpunan Dana di Pasar Modal Tembus Rp 259,24 Triliun pada 2024

Kepala Eksekutif Pasar Modal, Derivatif Keuangan, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, menyampaikan bahwa dari total nilai penawaran umum sebesar Rp 57,68 triliun, sebanyak Rp 3,24 triliun berasal dari fundraising lima emiten baru.

"Penghimpunan dana di pasar modal masih dalam tren yang positif," ujar Inarno dalam konferensi pers virtual, Jumat (11/4).

OJK juga mencatat masih terdapat 155 pipeline penawaran umum dengan perkiraan nilai indikatif sebesar Rp 72,54 triliun. Dari jumlah tersebut, IPO menjadi instrumen yang paling banyak direncanakan. 

Sebanyak 102 perusahaan saat ini tengah mengantre untuk melakukan IPO dengan total estimasi dana Rp 14,88 triliun, diikuti penerbitan PUB EBUS sebanyak 37 emiten dengan nilai Rp 38,7 triliun.

Tren IPO Berpotensi Sepi

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saat ini terdapat 32 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham. Dari jumlah tersebut, 17 perusahaan memiliki aset menengah dan 12 perusahaan termasuk kategori perusahaan besar.

Baca Juga: OJK Prediksi Penghimpunan Dana dari Pasar Modal Tembus Rp 220 Triliun di 2025

Dua di antaranya adalah PT Fore Kopi Indonesia Tbk (FORE) dan PT Medela Potentia Tbk (MDLA). Rencananya, saham FORE akan dicatatkan pada 14 April 2025, sementara saham MDLA akan menyusul sehari setelahnya, yaitu pada 15 April 2025.

Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, menjelaskan bahwa keputusan untuk melaksanakan IPO sepenuhnya merupakan kebijakan strategis dari masing-masing calon emiten.

"Sampai saat ini, perusahaan yang ada dalam pipeline tidak ada yang membatalkan rencana IPO. Namun, keputusan untuk IPO tetap menjadi kebijakan strategis masing-masing calon emiten," ujarnya.

Jeffrey juga menyampaikan bahwa BEI masih optimistis mencapai target 1.000 emiten. Hingga 11 April 2025, sudah terdapat 954 perusahaan yang mencatatkan sahamnya di BEI.

Baca Juga: Investor Pasar Modal Indonesia Tembus 14 Juta SID Per Oktober 2024

Sementara itu, Direktur Utama Phintraco Sekuritas, Ferawati, mengungkapkan bahwa pihaknya tengah mempersiapkan beberapa perusahaan dalam pipeline untuk IPO. Namun, diperkirakan perusahaan-perusahaan tersebut belum akan melantai dalam waktu dekat karena masih dalam tahap persiapan.

Menurut Ferawati, dalam kondisi pasar yang memiliki volatilitas tinggi, perusahaan cenderung lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan ekspansi maupun aksi korporasi.

"Keputusan kembali kepada calon emiten, mereka akan bermain di liga mana. Jika di akselerasi, mereka mungkin akan lebih berhati-hati dalam kondisi saat ini. Namun, jika berada di liga utama, mereka akan lebih percaya diri," ujarnya kepada Kontan, Jumat (11/3).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×