Reporter: Yuliana Hema | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penghimpunan dana di pasar modal terus menunjukkan pertumbuhan meskipun jumlah penawaran umum perdana saham (IPO) masih terbatas.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total dana yang dihimpun di pasar modal hingga 27 Maret 2025 mencapai Rp 57,68 triliun.
Angka tersebut berasal dari aksi korporasi 38 emiten. Sebagai perbandingan, pada periode yang sama tahun sebelumnya, jumlah dana yang dihimpun mencapai Rp 48,04 triliun dari jumlah emiten yang sama.
Baca Juga: Penghimpunan Dana di Pasar Modal Tembus Rp 259,24 Triliun pada 2024
Kepala Eksekutif Pasar Modal, Derivatif Keuangan, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, menyampaikan bahwa dari total nilai penawaran umum sebesar Rp 57,68 triliun, sebanyak Rp 3,24 triliun berasal dari fundraising lima emiten baru.
"Penghimpunan dana di pasar modal masih dalam tren yang positif," ujar Inarno dalam konferensi pers virtual, Jumat (11/4).
OJK juga mencatat masih terdapat 155 pipeline penawaran umum dengan perkiraan nilai indikatif sebesar Rp 72,54 triliun. Dari jumlah tersebut, IPO menjadi instrumen yang paling banyak direncanakan.
Sebanyak 102 perusahaan saat ini tengah mengantre untuk melakukan IPO dengan total estimasi dana Rp 14,88 triliun, diikuti penerbitan PUB EBUS sebanyak 37 emiten dengan nilai Rp 38,7 triliun.
Tren IPO Berpotensi Sepi
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saat ini terdapat 32 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham. Dari jumlah tersebut, 17 perusahaan memiliki aset menengah dan 12 perusahaan termasuk kategori perusahaan besar.
Baca Juga: OJK Prediksi Penghimpunan Dana dari Pasar Modal Tembus Rp 220 Triliun di 2025
Dua di antaranya adalah PT Fore Kopi Indonesia Tbk (FORE) dan PT Medela Potentia Tbk (MDLA). Rencananya, saham FORE akan dicatatkan pada 14 April 2025, sementara saham MDLA akan menyusul sehari setelahnya, yaitu pada 15 April 2025.