Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) berhasil mencetak pertumbuhan pendapatan, tapi rugi bersih emiten maskapai penerbangan ini masih membengkak. Pergerakan saham GIAA pun juga tidak likuid mencerminkan kinerjanya.
Melansir laporan keuangan, GIAA membukukan pendapatan usaha sebesar US$ 1,62 miliar per Juni 2024. Ini tumbuh 18,27% secara tahunan atau Year on Year (YoY) dari US$ 1,37 miliar.
Adapun pendapatan dari penerbangan berjadwal mencapai US$ 1,27 miliar. Kemudian penerbangan tidak berjadwal dan lainnya masing-masing berkontribusi US$ 177,96 juta dan US$ 167,57 juta.
Dari sisi bottom line, rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai US$ 101,65 juta per Juni 2024. Ini meningkat 32,88% secara tahunan dari US$ 76,50 juta per Juni 2023.
Baca Juga: Garuda Indonesia Catatkan Pendapatan Naik 18,27% pada Semester 1 2024
Senior Maket Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan raihan kinerja GIAA sejatinya sudah tercermin dari pergerakan harga saham maskapai pelat merah ini.
"Meningkatnya rugi bersih yang dialami GIAA sudah tercermin daripada perdagangan sahamnya yang relatif kurang begitu likuid," kata dia saat dihubungi Kontan, Selasa (1/10).
Nafan menjelaskan pergerakan harga saham Garuda Indonesia tidak likuid dan secara teknikal random tren pada GIAA mulai terjadi. Untuk itu, dia tidak memberikan rekomendasi apapun ke GIAA.
Selanjutnya: Berkshire Hathaway Milik Warren Buffett Siap Mengeluarkan Obligasi Berdenominasi Yen
Menarik Dibaca: Shin Tae Yong Umumkan 27 Pemain Timnas Indonesia untuk Menghadapi Bahrain dan China
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News