Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembangunan transportasi publik kini masih tinggi, khususnya di wilayah kota megapolitan. Terbaru, ada LRT Jabodebek fase I yang telah dirampungkan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), Senin (28/8).
Konektivitas transportasi publik membuat sejumlah pengembang melakukan pembangunan di sekitar titik jemput, baik itu berupa hunian maupun area komersial. Biasanya, wilayah ini dinamakan transit oriented development (TOD).
Melansir keterbukaan informasi, Rabu (30/8), PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP) menjadi salah satu emiten yang menyambut positif peresmian LRT Jabodebek.
Proyek pengembangan TOD ADCP dinamakan LRT CITY. Di dalamnya, ada area komersial dan hunian. Saat ini, proyeknya ada Mall Green Walk di LRT CITY Bekasi, Forest Hub di LRT CITY Jatibening, dan Soul Hub di LRT CITY Ciracas.
“ADCP optimistis momentum ini ke depan dapat mendorong performa penjualan properti milik dan mendorong penguatan recurring business, khususnya di kawasan LRT CITY,” ujar Sekretaris Perusahaan ADCP Bayu Purwana dalam keterbukaan informasi.
Baca Juga: LRT Jabodetabek Jadi Berkah Adhi Commuter Properti (ADCP)
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian mengatakan, secara umum, beberapa emiten properti mencatatkan pertumbuhan yang cukup menggembirakan sepanjang tahun 2023.
Salah satu sentimen yang mendorong hal tersebut adalah perkembangan infrastruktur transportasi yang semakin terintegrasi, seperti LRT, KRL, dan MRT.
“Selain itu, tren kaum urban saat ini memang sedang senang sekali dengan hunian seperti apartemen yang dekat dengan fasilitas transportasi,” kata Fajar kepada Kontan.co.id, Rabu (30/8).
Ke depannya, Fajar melihat, prospek pertumbuhan proyek hunian TOD masih akan didukung oleh demografi masyarakat Indonesia yang didominasi kaum muda.
Baca Juga: Proyek Baru Tetap Hadir di Pasar Kondominium Jakarta Meski Penjualan Stagnan
Selain itu, dampak tingkat suku bunga juga akan mempengaruhi minat para pengambil kredit pemilikan apartemen (KPA) di perbankan.
“Sepertinya tingkat suku bunga sudah peak dan permintaan untuk apartemen juga masih kuat,” tuturnya.
Fajar melihat, penjualan properti berbasis TOD kemungkinan tidak akan terpengaruh krisis properti di China. Saat ini, China tengah dilanda krisis properti dengan runtuhnya perusahaan real estate terbesar negara itu, Evergrande.
Fajar belum memberikan rekomendasi untuk saham emiten sektor properti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News