Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Astra International Tbk (ASII) melalui anak usahanya PT Astra Land Indonesia (ALI) mengakuisisi pengelola Hotel Mandarin Oriental PT Jaya Mandarin Agung (JMA). Aksi ini dilakukan dengan nilai keseluruhan transaksi sebesar US$ 85 juta atau sekitar Rp 1,27 triliun.
Astra Land mengakuisisi 96,92% saham dari seluruh modal ditempatkan dan disetor di JMA yang dimiliki Mandarin Oriental Holdings B.V. (MOH) dengan total harga pembelian sebesar US$ 49,77 juta. Astra Land turut mengakuisisi piutang yang dimiliki oleh Mandarin Oriental Hotel Group Limited (MOHGL) kepada JMA sebesar US$ 35,23 juta berdasarkan Perjanjian Penjualan dan Novasi tanggal 27 Juni 2023.
Analis Henan Putihrai Jono Syafei mengatakan dengan pengambilalihan saham hotel Mandarin oleh Astra, tentu akan menambah persaingan di emiten perhotelan. Selain itu, Astra pasti melihat prospek perhotelan yang akan terus membaik ke depannya terutama Hotel Mandarin berada di kawasan pusat Jakarta.
Baca Juga: Pakuwon Jati (PWON) Akan Membangun Superblok Baru di Batam
Jono melihat secara sektoral prospek emiten perhotelan akan terus membaik lantaran membaiknya aktivitas dan pulihnya roda perekonomian.
"Sektor perhotelan sangat baik, selain karena mobilitas masyarakat yang sudah bebas, ditambah dengan kunjungan wisatawan mancanegara dan event-event berskala internasional yang akan menjadi pendorong kinerja perhotelan," kata Jono kepada Kontan.co.id, Jumat (7/7).
Menurut Jono, persaingan emiten perhotelan sangat ketat. Emiten hotel yang memiliki pelayanan yang baik, fasilitas memadai dan akses yang mudah akan lebih unggul.
Baca Juga: Sederet Emiten Raup Cuan dari Musim Liburan, Simak Rekomendasi Saham Pilihan Analis
Sementara, Head Of Research Mega Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya mengatakan, akuisisi saham Hotel Mandarin tidak mengubah ASII menjadi emiten hotel. Ini adalah salah satu cara ASII untuk meningkatkan top line dan bottom line dengan melakukan diversifikasi bisnis dan tidak terfokus pada satu lini bisnis.
"Diharapkan bisnis hotelnya bisa semakin berkembang mengingat bisnis pariwisata di tahun ini tumbuh pesat dengan terkendalinya kasus Covid-19 dan sudah resmi status endemi," kata Cheril.
Cheril menyampaikan yang dapat menjadi sentimen positif untuk emiten perhotelan yaitu dari tingkat okupansi hotel yang dapat terus meningkat di atas periode sebelum pandemi, ditambah tingkat kunjungan mancanegara juga sedang naik pesat. Meski demikian, tetap perlu waspada terkait risiko persaingan dan perlambatan ekonomi global.
Cheril merekomendasikan hold untuk ASII dengan target harga Rp 7.000 per saham. Sementara Jono merekomendasikan beli untuk saham PWON dengan target harga Rp 525 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News