Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
Tertekannya emiten pelayaran tahun ini juga akibat kenaikan harga minyak yang hanya sesaat. Sedangkan permintaan batubara dari konsumen terbesar, yakni China, justru akan menurun di tahun 2020.
Untuk itu, Frederik merekomendasikan wait and see untuk saham-saham emiten pelayaran.
Baca Juga: Saham emiten CPO berpeluang naik, saham apa saja yang layak koleksi?
Saat berita ini diturunkan, saham TAMU berada di level Rp 314 per saham. Saham TAMU pun menunjukkan performa yang kurang apik.
Sejak setahun ke belakang, saham TAMU anjlok 13,97% dan secara year-to-date saham TAMU telah amblas 19,49%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News