kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pelayaran Tamarin Samudra (TAMU) dapat kontrak baru Rp 24,77 miliar, apa kata analis?


Senin, 20 Januari 2020 / 14:50 WIB
Pelayaran Tamarin Samudra (TAMU) dapat kontrak baru Rp 24,77 miliar, apa kata analis?
ILUSTRASI. PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk TAMU. Pelayaran Tamarin Samudra dapat kontrak baru Rp 24,77 miliar.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk (TAMU) mendapat kontrak baru senilai Rp24,77 miliar. Emiten pelayaran tersebut telah ditunjuk sebagai pemenang Pekerjaan Labuh FSO Cinta Natomas Periode 2.

Melansir keterbukaan informasi tertanggal 15 Januari 2020, penunjukan dilakukan oleh PT Pertamina EP Asset 4. Penunjukan ini sekaligus menandai TAMU sebagai pemenang untuk pekerjaan Labuh FSO Cinta Natomas Periode 2. Adapun Jangka waktu perjanjian adalah selama 780 hari kalender.

Baca Juga: Hotel belum beroperasi, Hotel Mandarine (HOME) mengoptimalkan GVC

Atas kontrak tersebut, TAMU mengantongi Rp24,77 miliar dengan adanya kontrak baru ini. Pelaksanaan resmi dari kontrak tersebut bakal dilakukan setelah perseroan memenuhi persyaratan dokumentasi dan jaminan pelaksanaan.

Dengan didapatkannya kontrak baru ini, manajemen TAMU berharap kontrak ini akan menunjang kegiatan operasional Perseroan dan diharapkan akan menjaga kestabilan pendapatan usaha.

Melansir dari laporan keuangan Perseroan, pada kuartal III-2019 TAMU mengantongi pendapatan sebesar US$ 11.04 juta atau turun 5,52%. Pada periode Sembilan bulan pertama 2019 TAMU juga masih menderita kerugian US$ 2,80 juta atau membengkak 24,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Baca Juga: Perang dagang mereda, saham-saham apa saja yang layak dicermati?

Wait and see saham emiten pelayaran
Kepada Kontan.co.id beberapa waktu lalu, Vice President Research Artha Sekuritas Frederik Rasali menilai, emiten-emiten pelayaran masih akan tertekan tahun ini. Sebab, emiten pelayaran dinilai memiliki sifat laggard, dalam artian emiten pelayaran perlu menunggu beberapa waktu untuk menikmati keuntungan dari naiknya permintaan suatu komoditas.

Tertekannya emiten pelayaran tahun ini juga akibat kenaikan harga minyak yang hanya sesaat. Sedangkan permintaan batubara dari konsumen terbesar, yakni China, justru akan menurun di tahun 2020.

Untuk itu, Frederik merekomendasikan wait and see untuk saham-saham emiten pelayaran.

Baca Juga: Saham emiten CPO berpeluang naik, saham apa saja yang layak koleksi?

Saat berita ini diturunkan, saham TAMU berada di level Rp 314 per saham. Saham TAMU pun menunjukkan performa yang kurang apik.

Sejak setahun ke belakang, saham TAMU anjlok 13,97% dan secara year-to-date saham TAMU telah amblas 19,49%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×