kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.902.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.450   167,00   1,00%
  • IDX 6.816   48,94   0,72%
  • KOMPAS100 985   6,24   0,64%
  • LQ45 763   1,83   0,24%
  • ISSI 216   1,39   0,64%
  • IDX30 397   1,52   0,38%
  • IDXHIDIV20 474   2,31   0,49%
  • IDX80 111   0,22   0,20%
  • IDXV30 115   -0,82   -0,71%
  • IDXQ30 130   0,67   0,52%

Pasar SBN Domestik Tetap Menarik, Ini Faktor Pendukungnya


Minggu, 04 Mei 2025 / 22:37 WIB
Pasar SBN Domestik Tetap Menarik, Ini Faktor Pendukungnya
ILUSTRASI. Warga mencari informasi mengenai Surat Berharga Negara (SBN) jenis Sukuk Tabungan Seri ST014 di Semarang, Jawa Tengah, Senin (14/4/2025). Pasar Surat Berharga Negara (SBN) dipandang tetap menarik, tercermin dari kepemilikan asing yang masih cenderung naik.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar Surat Berharga Negara (SBN) dipandang tetap menarik, tercermin dari kepemilikan asing yang masih cenderung naik.

Ekonom Senior KB Valbury Sekuritas, Fikri C. Permana mengatakan asing sempat keluar dari pasar SBN pekan lalu. Hal itu akibat kekhawatiran perang dagang dan kondisi fiskal Indonesia, yang pada Maret mengalami defisit fiskal sekitar Rp 104,2 triliun.

Hal tersebut dinilai menjadi penyebab tambahan kepemilikan asing di SBN domestik menjadi terbatas.

Merujuk pada data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) kepemilikan asing pada April tercatat naik 0,87% secara bulanan pada April 2025.

Baca Juga: Prospek Pasar Obligasi Domestik Tetap Menarik Kendati Yield UST Naik

DJPPR mencatat kepemilikan SBN domestik oleh asing sebesar Rp 899,65 triliun pada akhir April 2025 dari posisi Rp 891,86 triliun pada akhir Maret 2025.

Walaupun naik tipis, hal itu mencerminkan pasar obligasi domestik tetap menarik. Hal itu terlihat dari yield SUN 10 tahun yang turun 0,05% ke 6,85% per Jumat (2/5). Penurunan yield didorong ekspektasi pemangkasan suku bunga the Fed yang meningkat.

"Dengan meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga, dana asing akan masuk ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (4/5).

Adapun saat ini, Fikri menyebutkan the Fed diekspektasikan memangkas suku bunganya sebanyak 4 kali dengan besaran 25 basis poin.

Di sisi lain, dari domestik masih terdapat kekhawatiran dari pertumbuhan ekonominya. Hal tersebut dikhawatirkan membuat defisit fiskal Indonesia yang lebih besar.

Baca Juga: Trump Menunda Tarif Resiprokal, Pasar Obligasi Domestik Diproyeksi Rebound

"Sehingga ada instabilitas rupiah atau turunnya kepercayaan asing yang perlu diantisipasi," katanya.

Alhasil, Bank Indonesia diekspektasikan memangkas suku bunganya lebih sedikit dibandingkan the Fed. "Kami perkirakan 2 sampai 3 kali tahun ini," sambungnya.

Terlepas dari itu, yield SUN 10 tahun diperkirakan turun seiring pemangkasan suku bunga the Fed. Pada semester I 2025, yield diperkirakan pada rentang 6,6%-6,8% dan di akhir tahun dikisaran 6,1%-6,3%.

"Itu juga dengan asumsi negosiasi tarif atau perang dagang tidak menambah kekhawatiran terhadap potensi perdagangan global ataupun mungkin pertumbuhan ekonomi Indonesia juga," imbuhnya.

Selanjutnya: Tiket Formula E Jakarta Mulai Dijual, Simak Harga Tiket Termahal dan Paling Murah

Menarik Dibaca: 10 Jus Buah untuk Penderita Asam Lambung yang Aman Dikonsumsi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×