Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi corona (Covid-19) memukul hampir seluruh industri di tanah air termasuk sektor industri pertambangan batubara. Salah satunya seperti yang dialami PT Bayan Resources Tbk (BYAN).
Dalam keterbukaan informasi di laman BEI, Kamis (13/8), emiten tambang batubara ini mengaku menerapkan protokol penghindaran penyebaran virus Covid-19 di lingkungan kerja. “Namun, turunnya permintaan ekspor dan domestik serta jatuhnya harga komoditas, telah mempengaruhi kinerja laporan keuangan perusahaan,” tulis manajemen BYAN.
Mengutip laporan keuangan, BYAN mengantongi pendapatan bersih sebesar US$ 695,72 juta, turun 18,96% dari pendapatan bersih periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar US$ 858,57 juta. Dari jumlah tersebut, sebanyak US$ 692,03 juta atau 99,46% di antaranya merupakan penjualan batubara kepada pihak ketiga dan berelasi. Sementara sisanya atau US$ 3,6 juta merupakan pendapatan dari bisnis nonbatubara.
Baca Juga: Produksi batubara Bayan Resources (BYAN) turun 24% di semester I-2020, ini sebabnya
Alhasil, jumlah laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$ 69,23 juta, turun 61,2% secara tahunan. Pada semester I-2019, jumlah laba yang dikempit BYAN mencapai US$ 178,71 juta.
Manajemen BYAN juga mengatakan, pihaknya sempat menghentikan sementara operasional produksi tiga anak usaha yang dimulai sejak 25 Maret 2020 sampai 14 Mei 2020. Ketiganya adalah PT Bara Tabang, PT Fajar Sakti Prima, dan PT Indonesia Pratama yang ketiganya berlokasi di Tabang, Kalimantan Timur. “Namun sejak pertengahan Mei 2020, ketiga anak usaha tersebut telah beroperasi kembali hingga saat informasi ini disampaikan,” sambung manajemen BYAN.
Akibatnya, jumlah produksi batubara BYAN pada semester I-2020 turun. Jika diakumulasikan, jumlah produksi batubara BYAN sepanjang semester I-2020 mencapai 12,1 juta ton. Realisasi ini merosot 24,37% dari produksi tahun lalu yang mencapai 16,0 juta ton.
Baca Juga: Semester I-2020, laba bersih Bayan Resources (BYAN) merosot 61,2 %
Mengutip laporan semesteran BYAN, penurunan jumlah produksi, khususnya pada kuartal kedua 2020 karena situs Tabang dalam keadaan siaga (standby) akibat operasional yang terhenti sementara selama 44 hari, yakni sejak akhir Maret hingga 14 Mei 2020.
Adapun volume penjualan batubara per kuartal kedua sebesar 9,8 juta ton, lebih tinggi dari target hasil revisi (8,3 juta ton) karena tingkat air sungai yang lebih tinggi dari yang diperkirakan. Permukaan rata-rata air yang meningkat memungkinkan pengangkutan kapal tongkang yang lebih baik di kuartal kedua 2020 daripada kuartal pertama 2020.
Baca Juga: Ini dampak penghentian operasional tiga anak usaha Bayan Resources (BYAN)
Bila diakumulasikan, volume penjualan batubara per semester I-2020 sebesar 17,1 juta ton, turun dari realisasi semester I-2019 yang mencapai 17,8 juta ton. Filipina menjadi pangsa pasar terbesar BYAN dimana 26% dari penjualan dilempar ke Filipina, disusul Malaysia sebesar 16%. Penjualan ke China, Korea, dan Indonesia dengan persentase 13%, India sebanyak 11%, serta penjualan ke pasar negara lain sebesar 10%.
Dengan outlook di kuartal kedua yang kurang menggembirakan dan kemungkinan kondisi belum yang pulih kembali di sisa tahun 2020, maka BYAN akan menjalankan strategi dalam setiap aspek kegiatan operasionalnya dengan tujuan efisiensi dan mengurangi dampak kerugian yang lebih besar.
Salah satunya adalah menyesuaikan target produksi. Sebelumnya, melansir laporan revisi panduan yang diterbitkan pada Jumat (22/5), BYAN mengumumkan kemungkinan adanya volume produksi yang lebih rendah tahun ini, yang diperkirakan hanya 26 juta ton. Target ini lebih rendah dibanding capaian tahun 2019 yang mencapai 32 juta ton.
Baca Juga: Anak Usaha Bayan Resources (BYAN) memenangkan gugatan sengketa lahan di Kalimantan
Lebih rendahnya target produksi BYAN salah satunya disebabkan oleh penghentian sementara situs Tabang. Adapun target penjualan diperkirakan mencapai 30 juta ton–31 juta ton batubara untuk tahun ini.
Selain itu, BYAN juga mencari pembeli (market) yang potensial serta melakukan penghematan pengeluaran yang bukan prioritas. Selain itu, BYAN juga rutin menjalankan prosedur keamanan dan keselamatan kerja dengan mengadakan tes rapid.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News