Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) kembali menanjak menuju RM 3.000 per metrik ton seiring dengan pelemahan ringgit serta kenaikan harga minyak kedelai. Namun, tren bullish CPO terancam oleh lonjakan output hingga berkurangnya angka permintaan.
Mengutip Bloomberg, Rabu (23/11) pukul 18.00 WIB, harga CPO kontrak pengiriman Februari 2017 di Malaysia Derivative Exchange menguat 0,8% ke level RM 2.952 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya.
Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, Yulia Safrina mengatakan, pelemahan ringgit Malaysia yang cukup signifikan turut memberi pengaruh pada pergerakan harga CPO.
Ringgit melemah cukup tajam di hadapan dollar AS lantaran adanya ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed akhir tahun ini. "Sentimen di pasar komoditas juga cukup bagus dengan kenaikan minyak mentah yang mulai melirik level US$ 50 per barel," ujarnya.
Jika melihat outlook pergerakan ringgit, maka prospek kenaikan harga CPO masih akan terus terbuka. Pasalnya, ada potensi ringgit tertekan oleh penguatan dollar AS menjelang akhir tahun.
Meski demikian, pengaruh faktor fundamental tentu lebih besar. "Pergerakan mata uang kemungkinan volatile, sementara jika ditopang dari fundamental akan lebih stabil," kata Yulia.
Malaysian Palm Oil Association memprediksi produksi CPO Malaysia periode 1 - 20 November akan turun 3,6% dibanding periode sama bulan sebelumnya. Menurut Yulia, berkurangnya angka produksi mendukung tren kenaikan harga CPO.
Tetapi di sisi lain, angka permintaan juga berkurang. Seperti terlihat dari data Intertek Testing Services yang menunjukkan ekspor CPO Malaysia periode 1 - 20 November melemah 8,2% menjadi 734.800 ton dari periode sama bulan sebelumnya.
Pergerakan CPO hingga akhir tahun akan tergantung pada pengaruh produksi dan permintaan. Jika efek El Nino mulai hilang dan membuat angka produksi naik, tentu harga CPO akan tertekan. Sementara jika masih ditopang sentimen positif seperti naiknya permintaan dan turunnya angka produksi, maka peluang CPO menguat semakin besar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News