Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pelemahan ringgit Malaysia masih menjadi katalis utama pendongkrak kenaikan harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO).
Mengutip Bloomberg, Selasa (22/11) pukul 17.56 WIB harga CPO kontrak pengiriman Februari 2016 di Malaysia Derivative Exchange naik 0,31% di level RM 2.928 per metrik ton dibanding hari sebelumnya.
“Ini saat yang tepat bagi trader asing untuk mendapatkan keuntungan dari leverage pasar akibat pelemahan ringgit Malaysia. Pembelian CPO pun melonjak karena harga dipandang cukup murah untuk dibeli saat ini,” jelas Muhammad Azwan Sekeri, Associate in Sales and Dealing of Regional Futures di CIMB Futures seperti dikutip dari Bloomberg.
Posisi ringgit Malaysia masih ditutup melemah tipis 0,03% di level 4.4210 per dollar AS dan ini merupakan penurunan dalam sepuluh hari beruntun. Hal ini jelas memicu kenaikan permintaan yang mendukung kenaikan harga terus berlanjut.
Belum lagi, di saat yang bersamaan, harga minyak kedelai juga naik. Sebagai subtitusinya ini menguntungkan harga CPO, karena membuat pelaku pasar lebih memilih memanfaatkan harga jual CPO yang rendah.
Tidak hanya itu, dugaan Malaysian Palm Oil Association, produksi CPO Malaysia periode 1 – 20 November 2016 turun 3,5% dibanding periode yang sama bulan sebelumnya. Tentunya jejeran katalis positif ini masih akan terus menopang kenaikan harga CPO untuk sementara ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News