Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga dua saham PT Indokripto Koin Semesta (COIN) dan PT Chandra Daya Investasi (CDIA) terus meningkat hingga batas tertinggi dan terkena auto rejection atas (ARA) usai penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO). Apakah dua saham ini masih layak beli setelah naik ratusan persen?
Saham COIN dan CDIA kembali diperdagangkan, Jumat (18/7), setelah Bursa Efek Indonesia (BEI) mensuspensi atau menghentikan sementara perdagangan dua saham itu pada Kamis (17/7).
Pada perdagangan Jumat (18/7), harga saham CDIA melejit 25% ke level Rp 975 per saham.
Pada Senin 21 Juli 2025, harga saham CDIA kembali melonjak 24% ke level Rp 1.215 per saham.
Saham CDIA sudah melambung 959 poin atau 374,61% sejak IPO.
Sementara itu, harga saham COIN melompat 24,47% ke posisi Rp 590 per saham pada Jumat 18 Juli 2025. Kemudian harga saham COIN melesat 25% ke level Rp 735 per saham. Sejak IPO, harga saham CDIA meroket 600 poin atau 444,44%.
Baca Juga: Realisasi KUR Rp 131 T, Ini Syarat, Cara Pinjam & Tabel Angsuran KUR BRI Juli 2025
Analis Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta melihat, kondisi ini mencerminkan minat pasar terhadap saham-saham tersebut masih sangat tinggi.
“Dari sisi teknikal, demand terhadap saham ini masih sangat kuat. Bahkan saat IPO, saham CDIA mencatat kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 400 kali,” tuturnya kepada Kontan, Jumat (18/7).
Sementara itu, dari sisi fundamental, Nafan melihat kinerja COIN dan CDN juga solid. Meskipun, valuasinya sudah premium dengan price to earning (PE) dan price to book value (PBV) yang berada di level tiga digit.
Akan tetapi, menurut dia, setidaknya berdasarkan prospektus, baik pendapatan (top line) maupun laba bersih (bottom line) perusahaan tercatat meningkat.
“Jika kinerja keuangan juga menunjukkan hasil yang baik, maka harga saham berpotensi terus terapresiasi," imbuhnya.
Asal tahu saja, BEI menghentikan sementara perdagangan saham CDIA dan COIN pada Kamis (17/7).
Penghentian sementara ini dilakukan sebagai bentuk cooling down, setelah terjadinya lonjakan harga yang signifikan secara kumulatif.
Keputusan ini diambil untuk menjaga pasar tetap teratur serta melindungi investor.
Baca Juga: Saham Blue Chip Ini Dibeli Blackrock JP Morgan Vanguard, Investor Ritel Perlu Beli?
Selanjutnya: Harga Minyak Terkoreksi pada Selasa (22/7) Pagi, Investor Cermati Negosiasi Dagang AS
Menarik Dibaca: Cek Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham dari Siminvest, Ada ARCI dan ANTM!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News