Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pebisnis minyak sawit mentah alias rude palm oil (CPO) boleh senang. Para analis memprediksi potensi kenaikan harga CPO masih belum berakhir.
Kemarin (9/11), harga CPO kontrak pengiriman Januari 2017 di Malaysia Derivative Exchange mencapai RM 2.845 per metrik ton, naik 0.07% dibandingkan posisi sehari sebelumnya. Ini adalah harga tertinggi sejak Maret 2014.
Bila dihitung sejak awal tahun, harga CPO sudah naik sekitar 11,35%.
Meski harga sudah naik cukup tinggi, Analis Central Capital Futures Wahyu Tri Wibowo menuturkan, tren penguatan harga CPO masih bisa berlanjut. Memang, kenaikannya kini akan semakin terbatas, lantaran harganya sudah cukup tinggi.
Biasanya, menjelang akhir tahun, harga CPO akan cenderung bergerak naik. Karena itulah, para analis memprediksi, bila harga CPO merosot, koreksi yang terjadi hanya bersifat teknikal. Maklum, di akhir tahun permintaan biasanya naik, terutama dari China.
Permintaan CPO dari Tiongkok biasanya cukup tinggi hingga Hari Raya Imlek. Wahyu memprediksi harga CPO bisa mencapai RM 2.900 di akhir tahun ini dan RM 3.000 di 2017.
Tapi Direktur Godrej International Ltd. Dorab Mistry punya hitungan berbeda. Menurut dia, harga CPO akhir tahun ini akan turun lantaran produksi CPO di Asia Tenggara naik. Harga CPO bisa tertekan ke RM 2.500 per metrik ton akhir tahun ini.
Cuma Wahyu menilai, harga CPO dalam jangka pendek akan ditentukan oleh data produksi dan stok CPO. Hari ini (10/11), Malaysian Palm Oil Board (MPOB) dijadwalkan merilis data produksi dan stok CPO Malaysia. "Data MPOB sangat ditunggu pasar," imbuh Wahyu.
Rabu (9/11) Survei Reuters terhadap petani, pedagang dan analis menunjukkan pertumbuhan produksi CPO masih di bawah rata-rata karena efek El Nino. Produksi CPO bulan Oktober diprediksi naik 1,1% menjadi 1,73 juta ton dibanding bulan sebelumnya.
Sementara stok CPO kemungkinan meningkat 8,8% menjadi 1,68 juta ton. Sementara data Malaysian Palm Oil Association menunjukkan produksi CPO Malaysia bulan lalu turun 3,7%.
Padahal Oktober merupakan masa puncak produksi. Namun, angka ekspor CPO Malaysia bulan Oktober juga diprediksi turun 5,4% menjadi 1,37 juta ton.
Penyebabnya adalah melemahnya permintaan CPO dari China dan India, apalagi setelah berakhirnya perayaan Diwali.
Hari ini, Wahyu memprediksi, harga CPO berpotensi terkoreksi dengan kisaran pergerakan di RM 2.720–RM 2.880 per metrik ton. Untuk periode sepekan ke depan, CPO akan bergerak di kisaran RM 2.700–RM 2.900 per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News