Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Guna mengoptimalkan imbal hasil (return), manajer investasi kerap mengalokasikan dana pada surat utang bertenor panjang.
Begitu pula strategi PT Samuel Aset Manajemen (SAM) dalam mengelola produk reksadana pendapatan tetap SAM Sukuk Syariah Sejahtera.
Herbie Mohede, Senior Fixed Income Portfolio Manager SAM menjelaskan, perusahaan memarkirkan mayoritas dana SAM Sukuk Syariah Sejahtera pada efek surat utang syariah (sukuk) bertempo lama. "Rata-rata tenor 10 tahun. Mayoritas return dari capital gain sukuk tenor panjang," tuturnya.
Mengacu fund fact sheet per Agustus 2016, produk ini memang didominasi sukuk pemerintah yakni 73,36%. Sisanya instrumen pasar uang syariah 26,64%. Empat aset sukuk pemerintah terbesar di antaranya jenis Project Based Sukuk (PBS) seri PBS004, PBS005, PBS006, dan PBS012.
Perusahaan memang leluasa menginvestasikan aset pada efek sukuk 80% - 98% serta pasar uang syariah 2% - 20%.
SAM menggemari sukuk terbitan pemerintah. Selain lebih aman, instrumen tersebut juga lebih likuid dibandingkan sukuk korporasi.
Strategi ini terbilang jitu. Secara year to date per September 2016, SAM Sukuk Syariah Sejahtera telah membukukan return 14,3%, mengungguli rata-rata return reksadana pendapatan tetap (Infovesta Fixed Income Fund Index) sebesar 11,02% periode sama.
Pencapaian tersebut juga melampaui kinerja pasar obligasi pemerintah (Infovesta Government Bond Index) sebanyak 12,61% (YtD) serta performa pasar obligasi korporasi (Infovesta Corporate Bond Index) 7,78% (YtD).
Herbie menduga, di sisa tahun 2016, SAM Sukuk Syariah Sejahtera berpotensi menambah return 4% lagi. Katalis positif bersumber dari disiplin fiskal pemerintah Indonesia. "Terus rendahnya peluang kenaikan imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) secara signifikan," imbuhnya.