Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Jenis reksadana saham menorehkan kinerja terendah sepanjang September 2016. Mengacu situs Infovesta Utama per September 2016, rata-rata return reksadana saham turun 2,37% (MoM).
Ini lebih buruk ketimbang kinerja reksadana campuran yang merosot 1% (MoM) dan reksadana pendapatan tetap yang menanjak 0,74% (MoM). Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpeleset 0,4% (MoM) periode sama.
Senior Research Analyst pasardana.id Beben Feri Wibowo menuturkan, turunnya performa reksadana saham sepanjang September 2016 sejalan dengan koreksi di bursa saham. Katalis negatif bersumber dari pemangkasan anggaran belanja pemerintah dan penantian realisasi kebijakan pengampunan pajak (tax amnesty).
Dari eksternal, kecemasan terkait pengumuman suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atawa The Fed yang saat ini berkisar 0,25% - 0,5%. Walhasil, investor asing mencatatkan net sell Rp 3,29 triliun pada September 2016.
Direktur Riset & Investasi PT Bahana TCW Investment Management Soni Wibowo sepakat, pasar domestik bulan lalu tertekan spekulasi kenaikan suku bunga acuan The Fed yang lebih cepat yakni pada pertemuan 20 September 2016 – 21 September 2016. Apalagi sebagian pasar menganggap realisasi program tax amnesty Indonesia bakal kurang sukses. “Kenyataannya kedua faktor ini tidak terbukti dan IHSG kembali menguat,” terangnya.
Per Senin (3/10), total deklarasi amnesti pajak menembus level Rp 3.629 triliun dengan uang tebusan mencapai Rp 97,2 triliun. Ini mendekati target pemerintah yang dipatok Rp 4.000 triliun untuk deklarasi harta dan Rp 165 triliun untuk uang tebusan . Padahal para wajib pajak masih memiliki waktu kurang dari enam bulan untuk memanfaatkan program tersebut.