kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Naik tipis, harga minyak masih tertekan kenaikan persediaan AS


Kamis, 25 Juni 2020 / 07:25 WIB
Naik tipis, harga minyak masih tertekan kenaikan persediaan AS
ILUSTRASI. Harga minyak tak kuat bertahan di atas level US$ 40 per barel.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak tak kuat bertahan di atas level US$ 40 per barel. Kenaikan persediaan minyak mentah ke rekor terbesar menyebabkan harga minyak turun.

Pada Kamis (25/6) pukul 7.06 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus 2020 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 37,89 per barel dari posisi kemarin US$ 38,01 per barel. Harga minyak kemarin merosot 5,84% dalam sehari.

Tapi, penurunan ini tak bertahan lama. Harga minyak WTI naik tipis ke US$ 38,11 setelah pembukaan perdagangan minyak Brent. Harga minyak Brent untuk pengiriman Agustus 2020 di ICE Futures menguat 0,32% ke US$ 40,44 per barel pada pukul 7.22 WIB hari ini.

Baca Juga: IHSG hari ini diperkirakan melanjutkan pelemahan

Kenaikan harga minyak ini belum kembali posisi awal pekan yang merupakan level tertinggi sejak 9 Maret 2020. Di awal pekan, harga minyak WTI berada di US$ 40,73 per barel. Sedangkan harga minyak Brent berada di US$ 43,08 per barel.

Data Energy Information Administration menunjukkan persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) pekan lalu melonjak 1,4 juta barel, jauh lebih tinggi daripada prediksi kenaikan 299.000 barel. Ini adalah rekor tiga pekan berturut-turut bagi penyimpanan minyak AS.

Baca Juga: Harga emas naik tipis setelah terkoreksi tipis dari level tertinggi

Di sisi lain, impor minyak India bulan Mei mencapai level terendah sejak Oktober 2011. Perusahaan-perusahaan penyulingan memangkas pembelian. China yang merupakan importir minyak terbesar juga diperkirakan mengurangi impor di kuartal ketiga setelah mencatat rekor pembelian dalam beberapa bulan lalu.

"Pasar memberi sinyal bahwa tidak ada kepastian bahwa kita telah melewati kondisi permintaan terburuk akibat pandemi. Harga minyak yang lebih tinggi tidak masuk akal," kata Gene McGillian, vice president of market research Tradition Energy kepada Reuters.

Apalagi, Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) memangkas lagi proyeksi ekonomi global tahun ini. Menurut prediksi IMF, ekonomi global akan turun 4,9% pada tahun ini, lebih dalam daripada prediksi April lalu yakni hanya turun 3%. IMF juga memperkirakan ekonomi AS akan turun 8%, lebih besar daripada prediksi sebelumnya.

Baca Juga: Wall Street anjlok lebih dari 2%, prediksi IMF & lonjakan kasus memupuskan keyakinan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×