Reporter: Wafidashfa Cessarry | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Setelah sempat melemah di pagi hari, harga emas dunia kembali naik pada perdagangan Kamis (30/10/2025). Berdasarkan data Bloomberg, Kamis (30/10/2025) pukul 17.50 WIB, harga emas spot ada di level US$ 3.982,01 per ons troi, naik 1,32% dari sehari sebelumnya yang ada di US$ 3.930,07 per ons troi.
Penguatan harga logam mulia ini terjadi setelah pasar mencerna pernyataan Presiden AS Donald Trump usai pembicaraan dengan Presiden China Xi Jinping, yang memberikan sinyal kelanjutan kerja sama dagang.
Pengamat Ekonomi, Mata Uang, dan Komoditas Ibrahim Assuaibi menjelaskan bahwa fluktuasi harga emas hari ini tidak lepas dari dinamika kebijakan moneter AS. Pagi tadi harga emas sempat terkoreksi karena pelaku pasar sudah mengantisipasi pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin, sehingga sentimen positifnya terbatas.
Baca Juga: Harga Emas Naik, Stok Emas Batangan Langka di Pasaran
“Pasar sudah tahu bahwa The Fed menurunkan suku bunga 25 basis poin, bahkan 100% ekonom di dunia sudah memperkirakan hal itu,” ujar Ibrahim kepada Kontan.co.id, Kamis (30/10/2025).
Namun, harga kembali menguat di sesi siang setelah pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell dinilai masih memberi ruang bagi pelonggaran kebijakan moneter lanjutan. Selain itu, penutupan sebagian pemerintahan federal AS (government shutdown) yang sudah berlangsung 30 hari juga memicu kekhawatiran pasar terhadap stabilitas ekonomi Amerika.
Ibrahim menambahkan, ketegangan geopolitik global turut memberi dorongan baru pada harga emas. Ia menyebut konflik di Timur Tengah antara Israel dan Hamas serta perang yang terus berlanjut antara Rusia dan Ukraina menjadi pemicu investor kembali masuk ke aset aman (safe haven). “Dengan konflik yang kembali memanas di Timur Tengah dan Eropa, harga emas dunia kemungkinan akan kembali mengalami kenaikan,” jelasnya.
Menurut Ibrahim, harga emas saat ini berada di kisaran US$ 3.962 per ons troi, dengan potensi koreksi ke US$ 3.849 sebelum kembali menguat menuju US$ 4.100 per ons troi. Ia memperkirakan, dalam perdagangan Jumat (31/10), harga emas berpeluang kembali menembus level US$ 4.000.
Baca Juga: Harga Emas Fluktuatif, Simak Tren dan Prospeknya Akhir Tahun
Ibrahim menilai momentum koreksi harga saat ini justru bisa dimanfaatkan oleh investor untuk menambah kepemilikan logam mulia.
“Ketika harga terkoreksi dan logam mulia semakin murah, itu waktu yang tepat untuk melakukan pembelian,” katanya.
Ia menjelaskan bahwa investasi emas cocok untuk jangka menengah hingga panjang, karena rentang pergerakan harga harian yang lebar dan spread jual-beli yang mencapai Rp 100.000 per gram membuat potensi keuntungan baru terasa setelah periode tertentu.
Sementara itu, Pengamat Komoditas dan Founder Traderindo.com, Wahyu Laksono, mengatakan tren kenaikan harga emas global pada semester I ini menunjukkan fundamental pasar yang masih kuat.
Menurut Wahyu, kenaikan harga emas masih didukung oleh sejumlah faktor besar seperti perang tarif, ketidakpastian geopolitik, ekspektasi penurunan suku bunga AS, inflasi yang persisten, serta peningkatan permintaan dari bank sentral. Ia juga menyoroti isu Powell–Trump dan potensi government shutdown yang berkepanjangan sebagai katalis tambahan.
“Potensi kenaikan lebih lanjut masih sangat terbuka. Fundamental global masih mendukung tren bullish emas, baik dalam jangka menengah maupun panjang,” kata Wahyu.
Wahyu memperkirakan harga emas dunia hingga akhir tahun dapat menguji level tertinggi di kisaran US$ 4.400–US$ 4.600 per ons troi, bahkan berpotensi menyentuh US$ 5.000 per ons troi dalam skenario optimistis. Adapun area koreksi terendah diperkirakan di US$ 3.500–3.200 per ons troi.
Untuk harga emas Antam, ia memperkirakan kisaran Rp 2.800.000–Rp 3.000.000 per gram pada akhir 2025, dengan batas bawah di sekitar Rp 2.300.000–Rp 2.500.000 per gram jika harga global mengalami koreksi signifikan.
Selanjutnya: Pembiayaan Syariah Melambat, BSI dan BCA Syariah Tetap Catat Pertumbuhan Dua Digit
Menarik Dibaca: 9 Tips Menjadi Lebih Percaya Diri yang Efektif, Coba yuk
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













