Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Noverius Laoli
Harapannya, ke depan isu Korona juga bisa mereda, dengan begitu arus masuk dana asing atau inflow bisa kembali berdatangan ke Tanah Air. Ke depan, Farash memperkirakan imbal hasil atau yield untuk tenor 10 tahun bakal kembali turun ke level 6,5% dan untuk tenor 5 tahun bisa menuju kisaran 6%.
Di sisi lain, Co-founder dan Director Business Development Tanamduit Muhammad Hanif menjelaskan dalam beberapa waktu terakhir pasar memang dihadapkan pada tekanan sentimen virus Korona. Kondisi tersebut berhasil membuat asing keluar dari pasar keuangan Tanah Air, sekaligus pilihan untuk profit taking.
Baca Juga: Banyak aksi profit taking, SUN dapat diburu kembali
Alhasil, dengan sentimen yang ada saat ini Hanif menilai sudah sewajarnya jika harga obligasi turun dan yield mengalami peningkatan. Ke depannya pasar cenderung fokus pada upaya pemerintah dalam menangani kasus Korona di Tanah Air.
"Yang diperlukan sekarang adalah kepastian apakah penangan Korona di Indonesia berlangsung baik. Apalagi secara fundamental tidak ada sentimen yang berarti, sehingga prospek surat utang juga masih akan menarik ke depan," ujar Hanif kepada Kontan, Selasa (3/3).
Baca Juga: Minat sedikit menurun, lelang SUN pada Selasa (3/3) sulit cetak rekor lagi
Bahkan menurutnya jika tidak ada sentimen Korona yang mendominasi, investor asing diproyeksi tidak akan terburu-buru untuk melakukan profit taking dan menunggu kemungkinan Bank Indonesia (BI) untuk kembali memangkas suku bunga acuannya. Untuk itu, secara fundamental pasar Tanah Air masih cukup menarik untuk dilirik kembali oleh investor, termasuk investor asing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News