Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan akan mengadakan lelang surat utang negara (SUN) pada Selasa (3/3). Dalam lelang kali ini pemerintah memiliki target indikatif Rp 15 triliun.
Head of Fixed Income Trimegah Asset Management Darma Yudha menilai lelang besok masih akan mendapat sambutan positif dari para investor. Kendati demikian, Yudha menyebut, lelang besok kemungkinan besar tidak akan lagi memecahkan rekor.
“Kalau saya lihat lelangnya kemungkinan besar agak turun, karena memang saat ini risikonya cukup meningkat setelah ada corona. Jadi secara global trennya memang lebih avoid risk, lebih beralih ke safe haven asset,” ujar Yudha kepada Kontan.co.id, Minggu (1/3).
Baca Juga: Pemerintah akan melelang tujuh seri SUN dengan target indikatif Rp 15 triliun
Asal tahu saja, pada lelang SUN sebelumnya, pada 18 Februari, jumlah penawaran yang masuk mencapai Rp 127,11 triliun, sekaligus menjadi rekor tertinggi. Yudha menambahkan, investor dari kelompok perbankan dan asuransi yang biasanya banyak yang masuk, kemungkinan agak mengerem dulu pada lelang esok walau sebenarnya yield sudah menarik. “Saya melihatnya kemungkinan penawaran yang masuk akan turun sekitar 15%-20% dibanding penawaran lelang sebelumnya,” tambah Yudha.
Sementara Head of Economics Research Pefindo Fikri Permana juga menyebut penawaran yang masuk akan sedikit turun. Ini karena investor asing yang semakin risk averse belakangan. Namun dia melihat permintaan dari investor domestik justru masih akan sangat besar.
“Saya perkirakan masih akan lebih dari Rp 100 triliun atau setidaknya masih akan 6 atau 7 kali oversubscribed,” tutur Fikri.
Baca Juga: Sentimen virus corona menahan laju arus masuk modal asing ke pasar SBN
Fikri mengatakan, credit default swap (CDS) Indonesia saat ini turut menjadi salah satu alasan. Berdasarkan Bloomberg, pada 28 Februari, CDS Indonesia tenor 10 tahun bergerak naik 32% ke level 156,09 dari level terendahnya di 117,77 pada 17 Februari. Begitu pun dengan level CDS tenor 5 tahun yang juga naik 42% ke level 83,52 per 28 Februari dari level terendahnya di 58,70 pada 20 Februari.
“CDS yang meningkat dipersepsikan asing sebagai tanda risiko investasi yang meningkat, sehingga membuat investor asing akan sedikit menahan diri pada lelang esok. Sementara investor domestik relatif abai sehingga minatnya akan masih tetap tinggi,” kata Fikri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News