kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Minat pasar terhadap lelang SUN tetap tinggi


Selasa, 03 Maret 2020 / 21:39 WIB
Minat pasar terhadap lelang SUN tetap tinggi
ILUSTRASI. Lelang SUN 2011: Suasana perdagangan SUN di BNI Treasury, Jakarta Pusat, Jumat (14/1). Pemerintah akan mulai melelang SUN pada tanggal 18 Januari 2011 sebesar Rp 5 triliun. Tahun 2011 pemerintah menargetkan penerbitan Surat Berharga Pemerintah sebesar Rp


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasil lelang Surat Utang Negara (SUN) Selasa (3/3) dinilai masih mencerminkan minat pasar yang masih tetap tinggi, meskipun diakui secara nominal cenderung turun dibandingkan lelang sebelumnya yang tembus rekor hingga ratusan triliun rupiah.

Mengutip laporan resmi Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), total penawaran lelang SUN hari ini tercatat mencapai Rp 78,4 triliun. Di mana, sebanyak 22,32% atau Rp 17,5 triliun berhasil diserap pemerintah. 

Baca Juga: Pemerintah bakal lelang empat seri Sukuk pada Selasa (10/3), ini daftarnya

Sayangnya, jika dibandingkan dengan lelang SUN 18 Februari 2020, capaian bulan ini cenderung lebih rendah. Sekedar mengingatkan, bulan lalu penawaran yang masuk ke SUN mencapai Rp 127,12 triliun dan berhasil diserap pemerintah hingga Rp 18,5 triliun. 

Head of Investment Avrist Asset Management Farash Farich mengatakan, penurunan jumlah penawaran yang masuk pada lelang kali ini sebagai dampak adanya koreksi di pasar keuangan. Namun, jika dibandingkan rata-rata historis menunjukkan penawaran kali ini masih tergolong sangat tinggi.

Baca Juga: Masih laris, penawaran lelang SUN hari ini capai Rp 78,41 triliun

Apalagi, Farash menjelaskan dari sisi yield saat ini sudah sangat menarik, dengan spread yield Surat Berharga Negara (SBN) dan US Treasury yang melebar ke hampir 600 basis poin.

"Jadi investor yang ketinggalan rally bond di Januari hingga pertengahan Februari, masih memiliki kesempatan untuk ikut rally di tahap dua," kata Farash kepada Kontan, Selasa (3/3).

Harapannya, ke depan isu Korona juga bisa mereda, dengan begitu arus masuk dana asing atau inflow bisa kembali berdatangan ke Tanah Air. Ke depan, Farash memperkirakan imbal hasil atau yield untuk tenor 10 tahun bakal kembali turun ke level 6,5% dan untuk tenor 5 tahun bisa menuju kisaran 6%.

Di sisi lain, Co-founder dan Director Business Development Tanamduit Muhammad Hanif menjelaskan dalam beberapa waktu terakhir pasar memang dihadapkan pada tekanan sentimen virus Korona. Kondisi tersebut berhasil membuat asing keluar dari pasar keuangan Tanah Air, sekaligus pilihan untuk profit taking

Baca Juga: Banyak aksi profit taking, SUN dapat diburu kembali

Alhasil, dengan sentimen yang ada saat ini Hanif menilai sudah sewajarnya jika harga obligasi turun dan yield mengalami peningkatan. Ke depannya pasar cenderung fokus pada upaya pemerintah dalam menangani kasus Korona di Tanah Air.

"Yang diperlukan sekarang adalah kepastian apakah penangan Korona di Indonesia berlangsung baik. Apalagi secara fundamental tidak ada sentimen yang berarti, sehingga prospek surat utang juga masih akan menarik ke depan," ujar Hanif kepada Kontan, Selasa (3/3).

Baca Juga: Minat sedikit menurun, lelang SUN pada Selasa (3/3) sulit cetak rekor lagi

Bahkan menurutnya jika tidak ada sentimen Korona yang mendominasi, investor asing diproyeksi tidak akan terburu-buru untuk melakukan profit taking dan menunggu kemungkinan Bank Indonesia (BI) untuk kembali memangkas suku bunga acuannya. Untuk itu, secara fundamental pasar Tanah Air masih cukup menarik untuk dilirik kembali oleh investor, termasuk investor asing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×