Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto
Tak hanya produsen, emiten jasa penunjang migas juga bisa kecipratan dengan rencana masuknya pemain global. Selama ini, proyek-proyek besar di sektor migas dikelola oleh konsorsium, sehingga besar kemungkinan perusahaan lokal akan dilibatkan.
“Kehadiran perusahaan global justru bisa membuka peluang bagi emiten jasa migas untuk mendapat kontrak baru, karena pemain global biasanya mencari mitra lokal untuk efisiensi bisnis,” ungkap Ekky.
Baca Juga: Pertama Kali, Proyek FSPO Marlin Natuna Milik Medco Dikerjakan Putra-Putri Indonesia
Kendati demikian, emiten migas maupun jasa migas tetap perlu waspada. Biar bagaimana pun saat ini harga minyak mentah dunia masih bergerak fluktuatif, sehingga risiko pelemahan kinerja dalam jangka pendek masih bisa terjadi.
“Tekanan transisi energi dan potensi regulasi baru bisa menjadi batu sandungan bagi kinerja emiten di sektor ini,” timpal Equity Analyst Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas, Rabu (21/5).
Sementara menurut Praska, dalam jangka pendek sentimen negatif yang bisa mempengaruhi emiten di sektor migas adalah meredanya tensi konflik geopolitik antara AS dan Iran, sehingga menekan harga minyak dunia.
Di samping itu, ketidakpastian ekonomi global terhadap perang dagang yang masih berpeluang memanas juga dapat berdampak negatif bagi permintaan minyak di pasar global.
Lantas, Praska merekomendasikan beli saham MEDC dan ENRG dengan target harga masing-masing di level Rp 1.300 per saham dan Rp 300 per saham.
Ekky menilai saham MEDC cukup menarik untuk dicermati investor mengingat adanya produksi baru dari WK Natuna. Saham emiten ini ditargetkan dapat mencapai level Rp 1.300 per saham.
Baca Juga: Menang Lelang, Blok Migas Air Komering Pakai Skema Gross Split Baru
Dia juga menyebut saham ENRG dapat dilirik untuk jangka pendek dengan target harga Rp 300 per saham, mengingat valuasi yang masih menarik dan rencana private placement untuk memperkuat modal kerja.
Di sektor jasa migas, Ekky menyarankan investor untuk mempertimbangkan saham ELSA dengan target harga di kisaran Rp 600—620 per saham. Sebagai bagian dari Pertamina Group, ELSA berpeluang memperoleh kontrak jasa yang besar dari proyek-proyek hulu migas.
Sukarno menilai, dari seluruh emiten migas dan jasa migas, saham MEDC dan ELSA yang paling menarik dikoleksi tahun ini seiring prospek ekspansi dan potensi perolehan kontrak yang besar. Adapun saham emiten seperti ENRG, RAJA, dan lainnya bisa dicermati sembari menunggu momentum.
Untuk strategi jangka pendek, Sukarno merekomendasikan trading buy saham MEDC dengan target harga Rp 1.215—1.235 per saham dan trading buy saham ELSA dengan target harga Rp 545—555 per saham.
Selanjutnya: Prakiraan Cuaca Hari Ini Jawa Timur: Surabaya, Madiun, Malang dan Wilayah Lain
Menarik Dibaca: 5 Ciri Anda Punya Kepribadian Ambivert, Gabungan Introvert dan Extrovert
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News