kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.835   40,00   0,24%
  • IDX 6.679   65,44   0,99%
  • KOMPAS100 965   12,40   1,30%
  • LQ45 750   8,15   1,10%
  • ISSI 212   1,80   0,86%
  • IDX30 390   4,00   1,04%
  • IDXHIDIV20 468   2,84   0,61%
  • IDX80 109   1,41   1,31%
  • IDXV30 115   1,81   1,60%
  • IDXQ30 128   1,06   0,84%

Meski Tertekan, Yield Obligasi Indonesia Tetap Menarik


Kamis, 07 November 2024 / 20:05 WIB
Meski Tertekan, Yield Obligasi Indonesia Tetap Menarik
ILUSTRASI. Kemenangan Donal Trump pada pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) menekan yield surat berharga negara (SBN).


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kemenangan Donal Trump pada pilpres Amerika Serikat (AS) menekan yield surat berharga negara (SBN). Meski begitu, imbal hasil yang lebih menarik dibandingkan emerging market lainnya.

Kepala Divisi Riset Pefindo, Suhindarto menyebutkan dibandingkan dengan beberapa negara Asia, pasar domestik prospektif untuk menarik aliran masuk modal asing. Posisi sovereign rating yang masih dalam kategori investment grade serta imbal hasil yang ditawarkan Indonesia relatif menarik bagi asing karena lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa negara di Asia.

Indonesia menawarkan yield SBN sebesar 6,47% untuk tenor 2 tahun dan 6,85% untuk tenor 10 tahun. 

Baca Juga: Trump Menguji Kesabaran Pasar

"Persentase keduanya lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara Asia dengan peringkat sovereign di sekitar BBB seperti Thailand dan Filipina," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (7/11).

Adapun yield SBN tenor 2 tahun Thailand sebesar 2,10% dan tenor 10 tahunnya sebesar 2,43%. Lalu yield SBN milik Filipina masing-masing sebesar 5,71% dan 5,96%.

Dibandingkan dengan beberapa negara Asia lainnya, seperti China, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Singapura, dan Vietnam, yield obligasi Indonesia juga lebih unggul.

"Oleh karena itu, saya percaya pasar domestik tetap akan menarik aliran masuk modal asing ke depan," sebutnya.

Baca Juga: Skenario Dampak Kemenangan Trump Versus Harris ke Pilihan Saham di Indonesia

Namun demikian, spekulasi masih akan mewarnai sama seperti di awal tahun, apalagi di tengah tingginya ketidakpastian ekonomi pasca kemenangan Trump. 

Hanya saja, saat ini pasar kemungkinan akan lebih banyak mencermati langkah-langkah terbaru dalam Trump 2.0 sambil mendalami data-data ekonomi terbaru yang dirilis dan perkembangan tensi geopolitik.

Adapun hingga akhir tahun ini, Pefindo memproyeksikan yield obligasi 10 tahun Indonesia akan berkisar di 6,6%-6,7%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×