kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Menilik reksadana Mandiri Investa Dana Utama


Senin, 01 Agustus 2016 / 20:47 WIB
Menilik reksadana Mandiri Investa Dana Utama


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Guna menggenjot imbal hasil (return), perusahaan manajer investasi kerap mengendapkan dana pada instrumen obligasi negara.

Begitu pula strategi PT Mandiri Manajemen Investasi (Mandiri Investasi) dalam mengelola reksadana pendapatan tetap Mandiri Investa Dana Utama (MIDU).

M Ari Adil , Product Development & Management Mandiri Investasi berujar, untuk produk MIDU, perusahaan mengalokasikan dana pada Surat Berharga Negara (SBN). Mulai dari jenis Surat Utang Negara (SUN) hingga Sukuk Negara Ritel alias Sukri.

Maklum, sejak awal tahun 2016, performa obligasi negara cukup cemerlang. Mengacu Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) per 29 Juli 2016, indeks total return obligasi pemerintah (INDOBeX Government Total Return) sudah melaju 16,8% (ytd) ke level 210,68.

Ari menjelaskan, pelonggaran kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) sejak awal tahun menjadi amunisi utama. Sepanjang tahun berjalan 2016, BI memang sudah memangkas suku bunga sebanyak empat kali menjadi 6,5%.

Inflasi dalam negeri yang cukup terkendali menjadi salah satu pertimbangan utama aksi BI. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, Indonesia mengalami inflasi sebesar 1,76% untuk periode Januari 2016 - Juli 2016.

Di kala pasar bullish, harga obligasi negara memang berpotensi mendulang kenaikan harga (capital gain) yang lebih besar. Likuiditas yang lebih tinggi di pasar menjadi alasan utama.

Ari berujar, perusahaan juga mengakumulasi obligasi korporasi untuk produk MIDU. "Kami pilih obligasi korporasi dengan kupon menarik dan rating baik," imbuhnya.

Mengacu fund fact sheet per Juli 2016, mayoritas aset MIDU diparkir pada efek surat utang yakni 90,87%. Sisanya berupa instrumen pasar uang yakni 9,13%.

Mandiri Investasi memang leluasa meracik MIDU pada obligasi hingga porsi 80% - 98% dan instrumen pasar uang 2% - 20%.

Racikan ini terbilang jitu. Per Juni 2016, MIDU telah mendulang cuan 9,91% (ytd), mengungguli performa rata-rata return reksadana pendapatan tetap (Infovesta Fixed Income Fund Index) yang mencapai 7,78% periode sama.

Dengan strategi yang kini diterapkan, Ari optimistis sepanjang tahun 2016, produk MIDU dapat mencetak return lebih tinggi ketimbang kinerja pasar obligasi. "Kami menerapkan strategi perdagangan yang aktif di pasar obligasi dan pasar uang. Tapi kami juga mencermati risiko jenis investasi yang dituju," terangnya.

Ari mengungkapkan, perusahaan belum berencana mengubah strategi investasi maupun porsi obligasinya.

Ia yakin, pasar obligasi domestik berpotensi melanjutkan tren bullish hingga pengujung tahun 2016. Katalis positif bersumber dari stabilitas nilai tukar rupiah, bahkan cenderung menguat. Dengan tren inflasi yang rendah, BI juga masih memiliki ruang untuk menurunkan suku bunganya.

"Tren penguatan SUN dapat berlanjut walau dalam level yang lebih terbatas dari sebelumnya," tukasnya.

Menurut Ari, produk reksadana pendapatan tetap MIDU akan sesuai bagi investor berprofil risiko menengah dengan tujuan investasi tiga tahun hingga lima tahun.

Per 29 Juli 2016, MIDU telah diperdagangkan dengan nilai aktiva bersih per unit penyertaan (NAB/UP) senilai Rp 2.144,19. Adapun per Juni 2016, reksadana pendapatan tetap ini telah meraup dana kelolaan Rp 64,2 miliar.

Nah, investor yang berminat mengoleksi MIDU dapat melakukan pembelian awal minimal Rp 50 ribu. Minimum penjualan kembali juga Rp 50 ribu.

Mengacu fund fact sheet per Juni 2016, perusahaan mengutip biaya pembelian maksimal 1%, biaya pengalihan maksimal 1%, imbal jasa manajer investasi maksimal 2% per tahun serta imbal jasa bank kustodian maksimal 0,25% per tahun.

Jika investor melepaskan kepemilikannya dalam waktu kurang dari setahun, akan dikenakan biaya penjualan maksimal 1%. Reksadana yang telah meluncur sejak 17 September 2007 ini menggunakan bank kustodian Deutsche Bank cabang Jakarta.

Analis Infovesta Utama Beben Feri Wibowo menerawang, sepanjang tahun 2016, Infovesta Fixed Income Fund Index akan berkisar 12% - 14%.

Kepemilikan terbesar Mandiri Investa Dana Utama (MIDU) berdasarkan abjad per Juni 2016 :

Agung Podomoro Land (obligasi)

Bank Danamon (deposito)

Obligasi Pemerintah

Sukuk Negara Ritel

Tiga Pilar Sejahtera (sukuk)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×