Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Dana kelolaan reksadana pendapatan tetap naik tinggi sepanjang year to date (ytd). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat dana kelolaan reksadana pendapatan tetap naik Rp 13,3 triliun dari Rp 48,51 triliun di akhir Desember 2016 menjadi Rp 61,88 triliun di akhir Juni 2016.
Kenaikan tersebut paling tinggi dibandingkan reksadana lain. Seperti dana kelolaan reksadana saham hanya naik Rp 3,96 triliun dari Rp 104,46 triliun menjadi Rp 108,42 triliun pada periode yang sama.
Demikian juga dengan reksadana campuran yang hanya naik Rp 2,37 triliun dari Rp 18, 48 triliun menjadi Rp 20, 83 triliun. Sedangkan reksadana pasar uang mencatat kenaikan dana kelolaan sebesar Rp 1,07 triliun dari Rp 27,24 triliun menjadi Rp 28,31 triliun.
Direktur Bahana TCW Investment Management Soni Wibowo mengatakan, tingginya kenaikan reksadana pendapatan tetap dipicu masuknya investor. Turunnya suku bunga acuan atau BI rate mengakibatkan investor masuk ke reksadana pendapatan tetap guna mendapatkan capital gain.
Seperti diketahui, turunnya BI rate memicu penurunan yield obligasi dan kenaikan harga yang menjadi aset dasar reksadana pendapatan tetap. "Deposito juga kemudian menjadi sangat rendah sehingga sebagian investor mencari alternatif investasi agar yield tetap terjaga," tutur Sono, Jakarta, Minggu (25/7).
Selain itu, perlambatan dunia usaha mengakibatkan banyak uang belum terpakai untuk berniaga. Akibatnya, diinvestasikan ke reksadana pendapatan tetap.
Soni mengatakan kenaikan dana kelolaan reksadana pendapatan tetap juga terjadi di Bahana TCW Investment Management. "Kami menganjurkan ke investor untuk investasi di reksadana pendapatan tetap," ujar Soni.
Direktur Panin Asset Management Rudiyanto menambahkan selain penurunan BI rate, kenaikan dana kelolaan ditopang oleh laju inflasi terkendali. "Kenaikan reksadana pendapatan tetap di Panin karena ada produk baru yaitu Panin Dana Pendapatan Berkala," ujar Rudiyanto.
Dana kelolaan reksadana pendapatan tetap kelolaan Panin naik dari posisi Rp 247,08 miliar di akhir 2015 menjadi Rp 319,26 miliar di Juni 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News