Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga minyak mencatat kenaikan tipis pada perdagangan Kamis (21/8/2025) pagi, didorong penurunan stok minyak mentah dan bahan bakar di Amerika Serikat (AS) yang lebih besar dari perkiraan.
Data ini memberi sinyal permintaan energi di negara konsumen minyak terbesar dunia masih solid.
Baca Juga: Harga Minyak Naik Pada Kamis (21/8/2025) Pagi, Terdorong Penurunan Stok Minyak AS
Melansir Reuters, kontrak berjangka Brent naik 13 sen atau 0,19% menjadi US$66,97 per barel pada pukul 00.55 GMT, setelah menguat 1,6% pada sesi sebelumnya.
Sementara itu, minyak West Texas Intermediate (WTI) bertambah 15 sen atau 0,24% ke US$62,86 per barel, melanjutkan kenaikan 1,4% pada Rabu.
Administrasi Informasi Energi AS (EIA) melaporkan, persediaan minyak mentah turun 6 juta barel menjadi 420,7 juta barel pekan lalu.
Angka ini jauh lebih besar dibandingkan perkiraan analis dalam jajak pendapat Reuters yang hanya memproyeksikan penurunan 1,8 juta barel.
Stok bensin juga menyusut 2,7 juta barel, jauh di atas ekspektasi penurunan 915.000 barel. Penurunan tajam ini mencerminkan permintaan berkendara yang stabil selama musim liburan musim panas.
Selain itu, konsumsi bahan bakar jet rata-rata dalam empat minggu terakhir melonjak ke level tertinggi sejak 2019.
“Harga minyak mentah rebound seiring tanda-tanda permintaan yang kuat di AS mendorong sentimen pasar,” kata Daniel Hynes, Senior Commodity Strategist ANZ, dalam catatannya pada Kamis.
Baca Juga: Harga Minyak Naik 2% Imbas Persediaan AS Turun, Fokus Tertuju pada Perdamaian Ukraina
Risiko Geopolitik Masih Membayangi
Meski demikian, Hynes mengingatkan masih ada sentimen bearish karena pasar terus memantau negosiasi perdamaian perang Rusia-Ukraina.
Rusia menegaskan bahwa upaya menyelesaikan isu keamanan Ukraina tanpa melibatkan Moskow adalah “jalan buntu.”
Situasi ini membuat sanksi Barat terhadap pasokan minyak Rusia masih berlaku. Bahkan, AS dan Uni Eropa mempertimbangkan sanksi tambahan terhadap pembeli minyak Rusia.
Di sisi lain, Rusia tetap berkomitmen menyalurkan minyak ke negara pembeli. Diplomat Moskow di India menyatakan pasokan minyak ke India akan tetap berlanjut meski ada tekanan dari Washington.
Baca Juga: Diskon Berkurang, India Kurangi Pembelian Minyak dari Rusia di Bulan Juli
AS baru-baru ini juga mengumumkan tambahan tarif 25% untuk barang asal India mulai 27 Agustus karena pembelian minyak Rusia.
Uni Eropa turut menjatuhkan sanksi pada Nayara Energy, perusahaan kilang swasta India yang didukung Rosneft asal Rusia.
Meskipun sempat mengurangi pembelian, sejumlah perusahaan India seperti Indian Oil dan Bharat Petroleum kembali melakukan transaksi impor minyak Rusia untuk pengiriman September–Oktober, memanfaatkan diskon harga yang semakin lebar.
Selanjutnya: Harga Emas Dunia Stabil di US$3.343 Kamis (21/8) Pagi, Menanti Arahan The Fed
Menarik Dibaca: Harga Emas Antam Terbang Tinggi Hari ini Kamis 21 Agustus 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News