kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.445   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.107   66,36   0,94%
  • KOMPAS100 1.034   12,73   1,25%
  • LQ45 806   9,73   1,22%
  • ISSI 223   1,91   0,86%
  • IDX30 421   5,94   1,43%
  • IDXHIDIV20 502   10,81   2,20%
  • IDX80 116   1,41   1,23%
  • IDXV30 120   2,66   2,27%
  • IDXQ30 138   2,04   1,50%

Menilik reksadana Mandiri Investa Dana Utama


Senin, 01 Agustus 2016 / 20:47 WIB
Menilik reksadana Mandiri Investa Dana Utama


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Guna menggenjot imbal hasil (return), perusahaan manajer investasi kerap mengendapkan dana pada instrumen obligasi negara.

Begitu pula strategi PT Mandiri Manajemen Investasi (Mandiri Investasi) dalam mengelola reksadana pendapatan tetap Mandiri Investa Dana Utama (MIDU).

M Ari Adil , Product Development & Management Mandiri Investasi berujar, untuk produk MIDU, perusahaan mengalokasikan dana pada Surat Berharga Negara (SBN). Mulai dari jenis Surat Utang Negara (SUN) hingga Sukuk Negara Ritel alias Sukri.

Maklum, sejak awal tahun 2016, performa obligasi negara cukup cemerlang. Mengacu Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) per 29 Juli 2016, indeks total return obligasi pemerintah (INDOBeX Government Total Return) sudah melaju 16,8% (ytd) ke level 210,68.

Ari menjelaskan, pelonggaran kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) sejak awal tahun menjadi amunisi utama. Sepanjang tahun berjalan 2016, BI memang sudah memangkas suku bunga sebanyak empat kali menjadi 6,5%.

Inflasi dalam negeri yang cukup terkendali menjadi salah satu pertimbangan utama aksi BI. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, Indonesia mengalami inflasi sebesar 1,76% untuk periode Januari 2016 - Juli 2016.

Di kala pasar bullish, harga obligasi negara memang berpotensi mendulang kenaikan harga (capital gain) yang lebih besar. Likuiditas yang lebih tinggi di pasar menjadi alasan utama.



TERBARU

[X]
×