Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga logam mulia mengalami tren pelemahan seiring dengan sentimen penguatan dolar Amerika Serikat (AS) akibat prospek pemangkasan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed.
Mengutip Trading Economics, harga emas merosot ke bawah US$ 4.000 per ons troi, tepatnya menjadi US$ 3.960,57 per ons troi pada perdagangan Rabu (05/11/2025) pukul 07.22 WIB.
Harga emas terkoreksi 1,05% dalam sehari. Harga perak juga masih terkoreksi 1,01% secara harian ke level US$ 47,606 per ons troi.
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini, Rabu (5/11), Turun Rp 26.000 Jadi Rp 2.260.000 Per Gram
Pengamat pasar komoditas, Ibrahim Assuaibi, menyampaikan bahwa sentimen koreksi pada kedua komoditas tersebut hari ini adalah karena terjadi penguatan dolar AS yang cukup luar biasa pada Selasa (4/10/2025).
Per Selasa (4/10/2025), nilai tukar dolar AS bahkan dicatat menguat ke posisi tertinggi dalam tiga bulan terakhir, seiring meningkatnya keraguan pasar terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga lebih lanjut Federal Reserve (The Fed).
"Selain itu, di sisi lain pun juga masa libur pemerintahan federal ini yang cukup menjadi salah satu penyebab dolar ini menguat cukup tajam. Dan ini berdampak terhadap penurunan harga emas dan perak" kata Ibrahim kepada Kontan, Selasa (4/10/2025).
Namun, Ibrahim menyampaikan bahwa ke depan masih ada potensi harga emas dan perak bisa kembali meningkat. Hal ini ditengarai ada faktor perang dagang antara Chinda dan AS yang berpotensi kembali mencuat.
Baca Juga: Harga Emas Anjlok Lebih 1%, Tertekan Penguatan Dolar Jelang Data Ketenagakerjaan AS
"Ini yang akan membuat harga emas nanti akan mengalami kenaikan. Di sisi lain masalah geopolitik ya itu pasti akan berdampak positif," lanjut Ibrahim.
Sementara itu, Founder Traderindo.com, Wahyu Laksono mengatakan tiga faktor yang menyebabkan koreksi harga emas antara lain, pertama kenaikan dolar AS serta imbal hasil obligasi.
"Kenaikan imbal hasil obligasi AS (yield Treasury) juga menekan emas karena obligasi menjadi aset yang menawarkan imbal hasil (bunga), sedangkan emas tidak. Investor cenderung beralih dari emas ke obligasi dengan imbal hasil yang lebih menarik," kata Wahyu kepada Kontan, Selasa (4/11/2025).
Kedua yakni sikap The Fed yang kurang jelas mengenai potensi pemangkasan Fed Rate.
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini, Selasa (4/11), Naik Rp 8.000 Jadi Rp 2.286.000 Per Gram
Ketiga, Government shutdown yang berkepanjangan (menuju 60 hari) membuat beberapa data ekonomi AS penting belum bisa dirilis terutama data tenaga kerja NFP AS sehingga sentimen negatif justru tidak muncul.
Proyeksi Harga
Hingga akhir tahun Ibrahin memproyeksi harga emas bisa di kisaran US$ 4.500 per troi ons sementara perak di kisaran US$ 50 per troi ons.
Kata Ibrahim, dia merekomendasikan investor untuk mulai mencermati kedua komoditas ini. Terkoreksinya harga logam mulia ini dijadikan sebagai alasan masyarakat untuk menimbun kekayaan.
Baca Juga: Harga Emas Turun di Bawah US$4.000 per Ons, Saham Emiten Tambang Ikut Terkoreksi
Sementara Wahyu, memproyeksi bilang jika semua faktor pendorong terus mendukung, bukan tidak mungkin emas dapat menguji atau bahkan melampaui level US$ 4.400 - US$ 4.500, atau bahkan bukan mustahil di kisaran US$ 4.800-5.000 per troi ons pada akhir tahun ini.
Namun jika terjadi koreksi signifikan akibat meredanya ketegangan atau perubahan kebijakan moneter, level US$ 3.500 - US$ 3.200 per troi ons bisa menjadi area support yang perlu diperhatikan. Support terkuat US$ 3.000-2.500 per troi ons.
Sementara prospek perak sangat positif. Banyak analis memproyeksikan harga perak dapat bergerak di kisaran US$ 45 - US$ 50 per ons troi hingga akhir tahun. Bahkan bukan mustahil target US$ 52 bisa dikejar.
Selanjutnya: Sektor Poultry Menunjukkan Pemulihan, Prospek Saham CPIN Diprediksi Kian Menawan
Menarik Dibaca: Ikuti Event Gratis Hari Cinta Puspa & Satwa di Ancol yuk, Penuh Aktivitas Seru
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













