kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,88   -27,85   -3.00%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menilik reksadana Aberdeen Indonesia Government


Rabu, 31 Agustus 2016 / 16:49 WIB
Menilik reksadana Aberdeen Indonesia Government


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto

Mengacu fund fact sheet per Juli 2016, mayoritas aset Aberdeen Indonesia Government Bond Fund terparkir pada obligasi pemerintah yakni 99,3%. Sisanya 0,7% berupa instrumen pasar uang. Perusahaan memang leluasa menempatkan dana pada efek surat utang 80% - 100% serta instrumen pasar uang 0% - 20%.

Strategi ini terbilang jitu. Secara year to date per 26 Agustus 2016, Aberdeen Indonesia Government Bond Fund meraih return 16,03%. Angka tersebut mengungguli rata-rata kinerja reksadana pendapatan tetap (Infovesta Fixed Income Fund Index) yang melaju 10,41% periode sama.

Oleh karena itu, Suhardi optimistis, performa Aberdeen Indonesia Government Bond Fund dapat melampaui benchmark hingga pengujung tahun 2016. Sebab, perusahaan terus menyeimbangkan portofolio investasi secara aktif berdasarkan strategi teranyar.

"Strategi investasi ditentukan secara team work, bukan satu orang fund manager saja. Aberdeen juga memiliki local expertise dan pengetahuan global," paparnya.

Namun, ada tantangan yang berpeluang menekan kinerja pasar SUN. Pertama, implementasi tax amnesty. Hingga saat ini, jumlah aset deklarasi dan repatriasi belum sesuai target yang dipatok pemerintah.

Jika tax amnesty meleset jauh dari harapan, maka defisit fiskal berpeluang melebar. Sehingga mengurangi aliran dana ke program pembangunan infrastruktur yang akan berdampak negatif bagi ekonomi Indonesia jangka panjang.

Kedua, rencana kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias The Fed. Di simposium Jackson Hole akhir pekan lalu, Gubernur The Fed Janet Yellen berujar, ruang kenaikan suku bunga acuan dalam waktu dekat kian terbuka.

Menurutnya perekonomian AS telah membaik sehingga mampu mendorong timbulnya inflasi sebesar 2%. Ini merupakan salah satu syarat The Fed untuk mengerek suku bunga acuan yang saat ini berkisar 0,25% - 0,5%.

Mengacu Bloomberg, pasca pidato tersebut, potensi kenaikan suku bunga The Fed pada September 2016 membesar dari semula 22% menjadi 42%. "Meskipun probabilitasnya masih di bawah 50%, risiko ini patut dicermati karena dapat berdampak bagi pasar obligasi dunia," tuturnya.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×