Reporter: Recha Dermawan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik di akhir perdagangan pada pekan ini, Jumat (28/7). IHSG menguat 0,05% atau 3,567 poin ke 6.900,23 hingga akhir perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dibanding penutupan pekan lalu, IHSG menguat 0,28%.
Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto mengatakan Beberapa sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG pekan ini antara lain adalah keputusan BI untuk mempertahankan suku bunga pada level 5,75%. Indonesia diperkirakan dapat mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi pada level 4,5%-5,3%.
Lalu kenaikan suku bunga the Fed yang sesuai dengan ekspektasi pasar, disertai pernyataan gubernur bahwa kenaikan suku bunga berikutnya masih terbuka. Hal ini memangkas optimisme sebagian investor yang memandang siklus pengetatan moneter akan segera berakhir.
Baca Juga: IHSG Menguat ke 6.900 Jumat (28/7), BMRI, MAPI, MIDI Paling Banyak Net Buy Asing
Selain itu, menjelang akhir bulan semakin banyak emiten merilis laporan keuangan kuartal kedua. Sektor perbankan sebagai tulang punggung indeks rata-rata menunjukkan pertumbuhan yang kuat sehingga direspons positif oleh pasar. Saham BBCA, BBRI, dan BMRI mencetak rekor all time high. Selain itu sektor otomotif juga tidak kalah cemerlang.
Ekspektasi kenaikan suku bunga berikutnya dari ECB dan the Fed dapat memicu capital outflow seperti yang terjadi pada dua hari terakhir. Pada hari ini, net sell asing mencapai Rp 726 miliar setelah kemarin menyentuh Rp 615 miliar.
Tekanan jual dari asing hampir selalu membayangi ketika terjadi kenaikan suku bunga. Kurs rupiah juga perlu diperhatikan karena dapat menjadi pertanda bahwa capital outflow tidak hanya terjadi di pasar saham.
Baca Juga: Cermati Harga Saham GOTO & BBCA yang Beda Arah di Perdagangan Bursa Jumat (28/7)
"Outlook kami untuk IHSG akan berada pada kisaran 6.500-7.300, peluang koreksi untuk buy on weakness mungkin cukup terbuka hingga bulan Oktober," kata Pandhu.
Dia menambakan, potensi koreksi merupakan siklus biasa. Periode Juli-Oktober, pasar saham cenderung sepi dan akan kembali menguat jelang akhir tahun.
Dia menambahkan, saham-saham perbankan seperti BBCA, BBRI, dan BMRI mungkin bisa diperhatikan jika terjadi koreksi. Dia menyebut, target harga BBCA di Rp 10.000, BBRI Rp 6.000, dan BMRI Rp 6.000.
"Perlu tunggu koreksi dulu untuk mendapat potensial upside yang menarik," imbuh Pandu.
Baca Juga: IHSG Naik 0,05% ke 6.900 Hari Ini (28/7), EXCL, MEDC, INCO Top Gainers LQ45
Equity Research Analys dari Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang mengatakan pergerakan IHSG selama sepekan ini masih cenderung sideways. Pasar saham bergerak di tengah langkah Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunga di 5,75%, realisasi pertumbuhan penanaman modal asing sebesar 17,6% YoY dan penanaman modal dalam negeri sebesar 14,2% YoY di kuartal kedua 2023.
Data ini sekaligus meredam kekhawatiran pasar terhadap outlook investasi di Indonesia jelang tahun politik. Serta optimisme terhadap outlook pertumbuhan ekonomi Indonesiadi tahun 2023.
Selain itu, itu hasil rapat FOMC dan pertemuan ECB yang kembali menaikkan suku bunga juga turut memberi sentimen pada pekan ini. Alrich memperkirakan, IHSG berpotensi menguji suppport 6.830 jika break low pivot 6.880 pada perdagangan Senin (31/7).
Hal ini didukung dengan Stochastic RSI yang relatif turun dari overbought area dan pembentukan death cross pada MACD.
Alrich menambahkan, pelaku pasar dapat memperhatikan saham-saham dengan potensi rebound pada pekan depan, di antaranya JPFA, INDF, ICBP, UNVR, ISAT, EXCL, dan HEAL.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News