kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   -3,00   -0,02%
  • IDX 7.480   -25,75   -0,34%
  • KOMPAS100 1.154   -2,95   -0,26%
  • LQ45 913   0,81   0,09%
  • ISSI 227   -1,59   -0,70%
  • IDX30 471   1,26   0,27%
  • IDXHIDIV20 567   3,73   0,66%
  • IDX80 132   -0,15   -0,11%
  • IDXV30 139   -0,18   -0,13%
  • IDXQ30 157   0,79   0,50%

Mencermati Prospek Reksadana Pendapatan Tetap yang Bukukan Return Tertinggi


Rabu, 12 April 2023 / 04:00 WIB
Mencermati Prospek Reksadana Pendapatan Tetap yang Bukukan Return Tertinggi


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli

Untuk dua produk tersebut, BPAM berinvestasi 100% di obligasi pemerintah. Menurut Eri, strategi investasi jangka menengah hingga panjang cukup tepat dilakukan di masa suku bunga stabil dan cenderung menurun seperti yang terjadi pada 2023.

Sebagai catatan, yield Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun bergerak turun dari 6,9% di akhir 2022 ke level 6,6%-6,7% di kuartal I-2023. Produk-produk ini dapat memaksimalkan kenaikan harga obligasi dari turunnya yield ini.

Untuk tahun ini, Eri melihat akan jadi tahun yang lebih baik dari tahun 2022 untuk pasar obligasi. Ia melihat pasar obligasi masih akan bertumbuh positif di sisa tahun ini. Hal ini didasari oleh ekspektasi siklus pengetatan moneter yang akan berakhir di 2023.

Baca Juga: Tembus Rp 642 Triliun, Dana Investasi BP Jamsostek Naik 12,6% pada Kuartal I

“Berkurangnya tekanan terhadap kenaikan suku bunga akan membuat yield obligasi stabil dengan kecenderungan menurun, sehingga menjadi katalis positif bagi pasar obligasi,” tutur Eri.

Selain itu, mulai masuknya foreign inflow setelah outflow berkepanjangan di masa pandemi akan menjadi tambahin sentimen positif untuk pasar obligasi. Kondisi fundamental domestik yang kuat, dengan inflasi yang terjaga serta supply risk penerbitan obligasi akan menambah sentimen positif di 2023. 

Untuk jangka waktu yang lebih panjang, yakni sampai 2024, potensi kenaikan pasar obligasi juga semakin terbuka. Apabila bank sentral dunia memasuki periode pelonggaran kebijakan moneter, maka hal ini akan mengakibatkan turunnya suku bunga yang bakal mengerek harga obligasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×