kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,51   -5,84   -0.63%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prospek Reksadana Pendapatan Tetap Setelah BI Menahan Suku Bunga


Jumat, 17 Maret 2023 / 07:10 WIB
Prospek Reksadana Pendapatan Tetap Setelah BI Menahan Suku Bunga


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar obligasi masih cukup mendukung prospek reksadana pendapatan tetap. Pasar surat utang masih positif seiring keputusan Bank Indonesia (BI) menahan tingkat suku bunga di level 5,75%.

Analis Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian mengatakan bahwa seharusnya pasar obligasi masih cukup positif. Langkah BI yang kembali menahan suku bunga acuan di level 5,75% bisa mendorong sentimen positif di pasar, seiring dengan tingkat inflasi inti yang sedang mengalami penurunan.

"Apalagi, rilis data indeks harga produsen Amerika Serikat secara tak terduga mengalami penurunan. Angka ini mengindikasikan tren penurunan inflasi masih berlanjut," kata Fajar kepada Kontan.co.id, Kamis (16/3).

Price Producer Inflation (PPI) AS melemah di bulan Februari 2023 ke level 0,1% dari bulan sebelumnya yang berada di level 0,7%. Ini juga mengalahkan konsensus pasar yang memperkirakan PPI AS di level 0,3% pada Februari.

Baca Juga: Belajar dari Kejatuhan SVB, Nasabah Wajib Perhatikan Hal Ini Saat Menempatkan Dana

Fajar bilang, dampak pada pasar obligasi sudah priced-in atau tercermin pada kondisi saat ini. Mayoritas pelaku pasar memperkirakan kenaikan suku bunga The Fed hanya sebesar 25 bps.

Senior Vice President Head of Retail Product Research & Distribution Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi melihat bahwa pergerakan pasar obligasi lebih besar dipengaruhi oleh faktor eksternal. Inflasi di AS bulan Februari 2023 tercatat lebih kecil dibandingkan di bulan Januari 2023, dari 6.4% turun menjadi 6.0%.

Keputusan Federal Open Market Committee (FOMC) pada tanggal 22 Maret 2023 ini masih akan menaikkan tingkat suku bunganya sebesar 25bps – 50bps.

Selain itu, pasar obligasi turut dipengaruhi oleh kondisi perbankan di AS yang disebabkan oleh kebangkrutan Silicon Valley Bank (SVB) yang memiliki masalah likuditas.

Menurut Reza, pasar masih memperhatikan langkah-langkah apa yang akan diambil oleh The Fed dan pemerintah AS dalam menangani kasus SVB. Sebab, dikhawatirkan hal yang terjadi pada SVB dapat terjadi pada perbankan lainnya untuk mencegah risiko sistemik. 

Baca Juga: Bunga Naik, Investor Reksadana Pasar Uang Bisa Kembali Naik

"Kami melihat kondisi pasar obligasi global masih akan berfluktuasi hingga keputusan FOMC akan kebijakan tingkat suku bunga dan langkah-langkah pembenahan SVB dalam dua minggu ke depan," ujar Reza kepada Kontan.co.id, Kamis (16/3).

Terlepas dari itu, Reza mencermati bahwa fluktuasi pasar obligasi ini membuka peluang investasi bagi portofolio manajer untuk dapat melakukan trading guna mendapat potensi kenaikan harga. Dengan demikian, strategi tersebut bisa memberikan imbal hasil yang lebih baik untuk reksadana. 

Dalam mengelola portofolio reksadana pendapatan tetap, Henan Putihrai AM tengah memanfaatkan fluktuasi pasar yang membuka kesempatan untuk melakukan trading pada obligasi. 

"Saat ini portofolio reksadana lebih defensif terhadap pasar, namun perlahan kami dapat mengubah strategi dengan menambah durasi portofolio," imbuh Reza.

Data Infovesta menunjukkan bahwa kinerja reksadana pendapatan tetap terpantau alami koreksi tipis 0,02% secara bulanan di Februari. Reksadana campuran dan reksadana saham masing-masing terkoreksi 0,12% dan 0,19% secara bulanan. Hanya reksadana pasar uang yang berhasil tumbuh 0,28% dari bulan sebelumnya pada Februari 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×