kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.959.000   16.000   0,82%
  • USD/IDR 16.304   -11,00   -0,07%
  • IDX 7.533   43,20   0,58%
  • KOMPAS100 1.070   7,34   0,69%
  • LQ45 793   -2,68   -0,34%
  • ISSI 254   0,66   0,26%
  • IDX30 409   -1,29   -0,31%
  • IDXHIDIV20 467   -2,82   -0,60%
  • IDX80 120   -0,30   -0,25%
  • IDXV30 124   0,09   0,07%
  • IDXQ30 131   -0,56   -0,43%

Kinerja Emiten Distributor Migas Bervariasi pada Semester I-2025, Cek Rekomendasinya


Jumat, 08 Agustus 2025 / 17:58 WIB
Kinerja Emiten Distributor Migas Bervariasi pada Semester I-2025, Cek Rekomendasinya
ILUSTRASI. Emiten penyedia jasa penyimpanan dan distribusi minyak dan gas (migas) menorehkan kinerja yang variatif sepanjang paruh awal tahun 2025.


Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten penyedia jasa penyimpanan dan distribusi minyak dan gas (migas) menorehkan kinerja yang variatif sepanjang paruh awal tahun 2025.

Misalnya, PT Humpuss Intermoda Transportasi (HITS) membukukan laba bersih sebesar US$ 5,17 juta, naik 7,96% YoY dari US$ 4,97 juta yang diraup setahun sebelumnya. Seiring dengan itu, pendapatannya juga bertambah 7,46% YoY dari semula US$ 62,46 juta menjadi US$ 67,13 juta.

PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) juga turut mencetak kenaikan pendapatan dari US$ 123,51 juta ke US$ 127,63 juta. Dengan kata lain, pendapatannya naik 3,33% YoY.

Meski begitu, laba bersih RAJA tergerus 4,12% YoY dari US$ 16,02 juta menjadi US$ 15,26 juta di semester I 2025.

Baca Juga: Bisnis Jasa Jadi Penopang, Pendapatan RMK Energy (RMKE) Tergerus 53,5% di Semester I

Menurut Head of Corporate Secretary RAJA, Yuni Pattinasarani, penurunan ini terutama disebabkan oleh divestasi 10% saham pada anak usaha RAJA, PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) yang telah melantai di bursa awal tahun ini.

Meski begitu, RAJA tetap membukukan kenaikan pendapatan yang utamanya disumbang oleh naiknya volume penjualan gas dan kontribusi dari operasional jaringan pipa transmisi gas di Perawang, Riau. Ini juga ditambah oleh pendapatan dari bisnis operation and maintenance (O&M) di Ubadari, Papua Barat.

Untuk mendorong kinerja, lanjut Yuni, RAJA akan fokus mengembangkan sektor bisnis midstream dan downstream.

Dalam sektor midstream, RAJA telah merencanakan akuisisi beberapa perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur minyak dan gas, yang saat ini sudah memasuki tahap finalisasi dan diperkirakan akan selesai pada kuartal ketiga tahun ini.

“Untuk sektor downstream, proses due diligence sedang berlangsung dengan harapan dapat selesai dan mencapai finalisasi pada akhir tahun 2025,” jelas Yuni kepada Kontan, Jumat (8/8/2025).

Adapun di tahun ini, RAJA mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 70 juta. Hingga Juni 2025, capex itu sudah terserap US$ 20 juta atau sekitar 29% dari total alokasi.

Yuni bilang, serapan capex ini difokuskan pada proyek-proyek seperti pembangunan kompresor di Sengkang, Sulawesi Selatan; pembangunan pipa BBM Tanjung Batu, Samarinda; dan pengembangan pipa di wilayah Jawa Barat.

Baca Juga: Kinerja Emiten Jasa Pendukung Bisnis Tak Bergairah, Cermati Rekomendasi Sahamnya

Beralih ke emiten lain, PT Logindo Samudramakmur Tbk (LEAD) berhasil membalik kerugian US$ 218.475 yang diderita setahun sebelumnya menjadi laba senilai US$ 168.929. Meski begitu, pendapatan LEAD dari kontrak dengan pelanggan minus 16,10% YoY dari semula US$ 22,01 juta menjadi US$ 18,46 juta.

Di antara emiten-emiten tersebut, PT AKR Korporindo Tbk (AKRA) jadi juaranya dengan meraih kenaikan laba sebesar 22,52% YoY mencapai Rp 1,32 triliun. Sebagai perbandingan, tahun lalu AKRA meraup laba bersih Rp 1,08 triliun. Seiring dengan itu, pendapatan AKRA dari kontrak dengan pelanggan pun meningkat 14,88% sebesar Rp 21,26 triliun dari Rp 18,51 triliun.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan AKRA, Suresh Vembu mengatakan, diversifikasi bisnis dan investasi strategis menjadi kunci pertumbuhan di tengah dinamika eksternal. Segmen perdagangan dan distribusi menunjukkan kinerja apik berkat permintaan business to business (B2B) dan ekspansi jaringan ritel bp-AKR. 

“Pendapatan utilitas industri di KEK JIIPE Gresik juga melonjak seiring meningkatnya aktivitas anchor tenants, yang diperkirakan mencapai utilisasi penuh pada akhir tahun ini,” jelas Suresh.

Untuk menjaga pertumbuhan ini, AKRA terus mengelola kinerja operasional dan risiko secara ketat seraya gencar memasarkan jasanya ke industri terkait, khususnya sektor hilirisasi.

“Kami menganggarkan capex Rp1,1 triliun–Rp 1,2 triliun untuk pemeliharaan dan ekspansi di segmen perdagangan, distribusi, dan kawasan industri. Hingga Semester I 2025, realisasi capex mencapai Rp 609 miliar,” jelas Suresh.

Hingga akhir tahun, AKRA membidik pertumbuhan laba sebesar 10-17% YoY.

Baca Juga: RAJA Catat Laba Turun 4,12% di Semester I 2025 Meski Pendapatan Tetap Tumbuh

Analis Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI) Muhammad Wafi melihat, emiten-emiten di bidang ini menghasilkan kinerja yang variatif di semester I 2025. 

AKRA dilihatnya tumbuh moderat karena adanya kontribusi industri bahan bakar minyak (BBM) dan kehadiran Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), kawasan industri terpadu di Manyar, Gresik, Jawa Timur.

Sementara itu, HITS menurutnya diuntungkan oleh kontrak jangka panjang kapal dan jasa logistik energi sehingga pendapatannya bisa tetap terjaga.

“LEAD membaik karena kenaikan utilisasi armada tanker dan floating storage. RAJA ada tekanan margin dari fluktuasi harga sewa kapal dan kenaikan biaya operasional,” urai Wafi.

Selama paruh pertama tahun ini, kinerja mereka kata Wafi banyak dipengaruhi oleh pertumbuhan permintaan industri energi. Hal ini terjadi di tengah harga komoditas yang fluktuatif.

Selain itu, tarif sewa kapal dan biaya penyimpanan yang masih sensitif juga ikut memengaruhi kinerja mereka, ditambah volatilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta juga sepakat dengan itu. Fluktuasi harga minyak dunia menurutnya amat berpengaruh pada gerak bisnis emiten-emiten tersebut.

“Jadi yang harus mereka lakukan di semester II itu efisiensi, sekaligus mendiversifikasi bisnis sehingga bisa menciptakan kinerja yang sustainable,” sarannya.

Sementara itu, Wafi menyarankan emiten-emiten ini untuk memperbanyak kontrak jangka panjang, meningkatkan utilisasi aset dan efisiensi BBM kapal yang dimiliki, dan optimalisasi hedging kurs.

Ke depan, taksir Wafi, kinerja mereka bisa moncer seiring peluang kenaikan permintaan energi, proyek hilirisasi pemerintah, dan kontrak baru dari perusahaan energi BUMN. Negatifnya, mereka masih dihadapkan oleh volatilitas harga minyak dan kenaikan biaya operasional.

Untuk saat ini, Wafi merekomendasikan investor untuk mengincar saham AKRA pada target harga Rp 1.500, HITS Rp 160, LEAD Rp 100, dan RAJA Rp 2.850.

Sementara itu, Nafan merekomendasikan beli jangka panjang AKRA dengan target harga Rp 1.900, begitupun RAJA dengan target Rp 3.380. 

Selanjutnya: Pemerintah Siapkan 2.000 Unit Rumah Subsidi untuk PNS dan ASN

Menarik Dibaca: VIDA Ingatkan Risiko Simpan Dokumen di Galeri HP, Ini Tips Aman Simpan Dokumen

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×