Reporter: Rashif Usman | Editor: Noverius Laoli
Sementara itu, Head of Research & Chief Economist Mirae Asset Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto, menyampaikan kesepakatan dagang atau lebih tepatnya deeskalasi sementara antara AS dan China dapat memberikan dampak positif pada pergerakan IHSG setelah libur panjang.
"IHSG berpotensi bergerak dalam rentang 6.800-7.100," ujar Rully kepada Kontan, Selasa (13/5).
Rully juga menambahkan kondisi ini bisa mendorong investor untuk lebih berani mengambil risiko, termasuk berinvestasi di pasar negara berkembang seperti Indonesia.
Baca Juga: Ubah Taktik Hadapi AS, Tiongkok Belajar dari Perang Dagang Pertama Trump
Namun, Rully mengingatkan bahwa dari sisi fundamental Bursa dalam negeri, terutama dengan adanya potensi perlambatan ekonomi ke depan, ketidakpastian masih tetap tinggi.
Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia, Budi Frensidy, menyatakan bahwa kesepakatan penurunan tarif antara Amerika Serikat (AS) dan China dipastikan akan memberikan dampak positif bagi pasar saham Indonesia.
Meskipun ada kemungkinan terjadi aksi net sell dari investor asing yang mengalihkan dana ke pasar saham AS, Budi meyakini aksi beli dari investor domestik akan meningkat seiring dengan tercapainya kesepakatan tersebut.
"Efek net sell asing untuk dialihkan ke pasar AS juga mungkin ada, tetapi aksi beli domestik akan meningkat dengan adanya kesepakatan ini," terang Budi kepada Kontan, Selasa (13/5).
Selanjutnya: Sembilan Emiten Tebar Dividen, Berikut Saham yang Layak Dikoleksi Investor
Menarik Dibaca: 4 Rekomendasi Cysteamine Cream yang Ampuh dan Aman, Sudah Berizin BPOM
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News