Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,42% ke level 5.272,810 per penutupan Rabu (19/8). Secara year-to-date (ytd), IHSG masih memberikan return negatif 16,30%.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), per Rabu (19/8), kapitalisasi pasar atau market capitalization (market cap) IHSG sebesar Rp 6.113 triliun.
Baca Juga: IHSG melemah 0,42%, ini 10 saham dengan kapitalisasi pasar terbesar
Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) masih memimpin saham dengan market cap terbesar, yakni Rp 773 triliun atau 12,6% dari total market cap keseluruhan. Di posisi kedua, ada saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan market cap 7,1%.
Sementara di posisi kelima juga ada saham emiten perbankan pelat merah yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan market cap senilai Rp 282 triliun.
Baca Juga: Sebanyak 13 emiten bakal bagi-bagi dividen, berikut prospeknya menurut analis
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama menilai, mendominasinya saham emiten perbankan di jajaran top 10 market cap terbesar disebabkan oleh penilaian pelaku pasar yang meyakini bahwa akan ada perbaikan ekonomi dimana nantinya bank akan menjadi leading sector.
“Sehingga wajar, jika kenaikan pada IHSG dan market cap saat ini ikut dipimpin oleh saham bank dimana masyarakat pun cukup yakin dengan perbankan,” ujar Okie kepada Kontan.co.id, Jumat (21/8).
Terbukti, indeks sektor keuangan (finance) menjadi indeks dengan penurunan ketiga terendah diantara indeks sektor lainnya, yakni terkoreksi 12,71% sejak awal tahun.
Okie menyebut, saat ini rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) masih tinggi. Sementara itu, tingkat non-performing loan (NPL) pada Mei 2020 naik menjadi 3,0% dari sebelumya 2,89% pada April 2020.
Baca Juga: Saham big cap: IHSG reli, GGRM masuk big cap, BBCA naik 4 hari
NPL yang tinggi ini dinilai cukup wajar melihat pada kurtal pertama dan kuartal kedua 2020 kondisi bisnis memang tidak begitu baik. Namun, jika melihat perkembangan saat ini diharapkan tingkat NPL pada semester kedua 2020 akan lebih terjaga.
“Sehingga potensi dari pertumbuhan net interest margin (NIM ) dapat lebih baik. Perbankan memiliki beta saham yang cukup besar, sehingga apabila pemulihan ekonomi pada semester II dapat terjadi, perbankan menjadi saham pilihan utama,” sambung Okie.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News