kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Megalestari Epack (EPAC) merampungkan penambahan kapasitas tahun ini


Jumat, 10 Juli 2020 / 17:05 WIB
Megalestari Epack (EPAC) merampungkan penambahan kapasitas tahun ini


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usai melangsungkan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO), PT Megalestari Epack Sentosaraya Tbk (EPAC) langsung tancap gas untuk ekspansi. Epack fokus untuk menyelesaikan kelengkapan pabrik baru melalui cucu perusahaan PT ePac Flexibles Indonesia (EFI) yang targetnya rampung pada tahun ini.

Hadi Sutono Widayat, Wakil Direktur Utama Megalestari Epack Sentosaraya mengatakan, EPAC telah selesai membangun pabrik baru tersebut. Tapi, EPAC masih perlu menambah perlengkapan pabrik berupa mesin dan peralatan produksi. "Kapasitas terpasang di platform digital ini di PT EFI akan 6,5 juta meter persegi,'' kata Hadi kepada Kontan.co.id, Kamis (9/7).

Perusahaan yang bergerak di bidang kemasan fleksibel ini akan mendatangkan mesin dan perlengkapan pabrik anyar ini dari Singapura, Italia, dan China. Hadi bilang, masih ada beberapa mesin perlengkapan yang akan masuk dalam beberapa bukan ke depan. Sementara soft opening pabrik ini telah berjalan pada akhir Mei 2020.

Baca Juga: Mengawali semester II-2020, bursa saham dalam tren positif

EPAC mengatakan bahwa ePac Flexibles Indonesia yang didirikan pada tahun 2019 merupakan perusahaan kemasan fleksibel berbasis digital pertama di Asia Tenggara. Dengan beroperasinya pabrik yang berlokasi di Neglasari, Banten ini, Hadi berharap, penjualan Megalestari Epack Sentosaraya bakal meningkat.

Jika sudah beroperasi penuh, ia memprediksi penjualan dari produksi pabrik baru ini bisa menyumbang sekitar 40% dari total pendapatan. Selama ini, Megalestari Epack Sentosaraya hanya fokus terhadap pasar long-run production dan terbatas untuk perusahaan fast moving consumer goods (FMCG) berskala besar.

Oleh karena itu, Megalestari Epack Sentosaraya memenuhi permintaan untuk perusahaan kecil melalui platform digital di PT ePac Flexibles Indonesia. "EPAC merambah ke segment short-run, multi-SKU production ke perusahaan kecil yang selama ini tidak mempunyai akses terhadap flexible packaging products berstandar dunia," papar Hadi.

Baca Juga: Akhir 2019, Megalestari Epack Sentosaraya (EPAC) bukukan pendapatan Rp 200,54 miliar

Guna merampungkan fasilitas pabrik anyarnya ini, Megalestari Epack Sentosaraya ini akan menggunakan sebagian besar dana dari hasil IPO. EPAC menjual 250 juta saham biasa atau 7,57% dari jumlah seluruh modal disetor. Pada aksi tersebut EPAC menawarkan harga IPO Rp 110. Dus, dari IPO EPAC mendapatkan dana segar Rp 27,5 miliar.

EPAC menggunakan 76,06% atau setara Rp 20,92 miliar dana IPO untuk pembelian mesin dan peralatan produksi. Megalestari Epack akan menggunakan sisanya 23,94% untuk modal kerja.

Manajemen EPAC juga melihat permintaan produknya terus meningkat seiring dengan tumbuhnya merek-merek baru dari segmen bisnis UKM yang mulai mengerti akan pentingnya kemasan yang dibuat secara profesional dengan standar dunia. Dengan begitu, pihaknya optimistis mampu berkembang untuk ke depannya.

Baca Juga: Melantai di bursa, harga saham Megalestari Epack (EPAC) melesat 34,55% ke Rp 148

Adapun pabrik pertama EPAC berada di Kawasan Pergudangan 19, Pakuhaji, Kab. Tangerang. Pabrik ini berbasis produksi kemasan fleksible dengan platform roto-gravure.

Kapasitas produksi pabrik pertama ini mencapai 110 juta meter persegi per tahun dan utilisasi sementara di sekitar 75%-80%. Sementara pangsa pasar masih berada di bawah 1%. "Penjualan produksi pabrik kami ke perusahaan besar FMCG seperti Mayora, Orang Tua Group, Wings, dan lainnya," ungkap dia.

Secara keseluruhan, perusahaan ini memasang target pendapatan 2020 di sekitar Rp 200 miliar atau tak jauh berbeda dengan realisasi kinerja pada tahun lalu. Sampai tutup tahun 2019, EPAC membukukan penjualan sebesar Rp 200,54 miliar atau turun 3,89% dari tahun 2018 yang sebesar Rp 208,66 miliar.

EPAC mencatat adanya kenaikan pendapatan bunga dari Rp 52,06 juta menjadi Rp 163,17 juta serta turunnya kerugian lain-lain dari Rp 2,62 miliar menjadi Rp 1,81 miliar. Alhasil laba bersih alias laba bersih naik 106,5% dari Rp 1,23 miliar menjadi Rp 2,54 miliar.

Baca Juga: Megalestari Epack menggelar penawaran perdana dengan target dana Rp 27,5 miliar

Sebagai strategi untuk meningkatkan kinerja di tengah pandemi Covid-19, EPAC tetap fokus untuk memberikan pelayanan dan kualitas produk yang konsisten kepada pelanggan existing di platform roto. "Sambil juga mengejar pasar baru di segment short-run multiple SKU di digital platform," pungkas Hadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×