Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi
HRUM sendiri pada awal Agustus kemarin melalui anak perusahaannya PT Tanito Harum Nickel telah menambah kepemilikannya di IMI menjadi sebesar 39,2%. “Dengan kepemilikan HRUM di IMI yang meningkat, kami juga meningkatkan valuasi untuk proyek IMI menjadi US$ 733 juta dari sebelumnya US$ 316 juta,” imbuh Thomas.
Thomas semula sempat memangkas proyeksi untuk laba bersih HRUM pada tahun ini seiring dengan kinerja semester I-2021 yang kurang memuaskan. Namun, ia kembali menaikkan proyeksi laba bersih tersebut seiring harga batubara yang masih akan tetap tinggi setidaknya sampai akhir tahun ini.
Menurutnya, pasokan batubara di China yang masih bermasalah, namun kebutuhan batubara thermal dari China dan Korea Selatan yang masih tetap tinggi akan jadi sentimen yang menjaga harga batubara. Oleh sebab itu, ia meyakini hal tersebut akan menjadi sentimen positif untuk kinerja HRUM pada sisa tahun ini.
Thomas pun memproyeksikan laba bersih HRUM akan mencapai US$ 72,9 juta dengan pendapatan sebesar US$ 332 juta.
Saat ini, Thomas memberikan rekomendasi beli untuk saham HRUM dengan target harga Rp 7.700 per saham. Sukarno juga meyakini saat ini saham HRUM cukup menarik dan bisa dilirik kembali. Ia merekomendasikan untuk beli dengan target harga Rp 6.075 per saham.
“Sahamnya masih menarik mengingat harga batubara dalam tren kenaikan dan saham Nickel Mines Ltd secara teknikal ada peluang kembali menguat ke depannya seiring penguatan harga nikel,” tutup Sukarno.
Selanjutnya: Saham emiten gas industri melesat tinggi, simak rekomendasi dari analis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News